Jumat 30 Juli 2021
LEMPAR – MELEMPAR DENGAN BATU
Lempar : – Melempar dengan batu – Hukuman mati – Korban agama
Bacaan sabda : Kisah Rasul 7:54-60
Ulangan 13:9-10 “Tetapi bunuhlah dia! Pertama-tama tanganmu sendirilah yang bergerak untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat. Engkau harus melempari dia dengan batu, sehingga mati, karena ia telah berikhtiar menyesatkan engkau dari pada TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan”
Pelanggaran memurtadkan orang,pengajar sesat, nabi palsu yang mengajak umat menyembah berhala hukumannya adalah hukuman mati dengan cara di lempar dengan batu. Kelihatannya kejam dan bila diterapkan pada zaman sekarang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran besar terhadap hak asasi manusia. Bagian dari kitab Taurat ini sangat penting pada zaman Musa untuk menjaga umat Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Perlu kita pahami bahwa bangsa Israel sangat mudah dipengaruhi bangsa-bangsa penyembah berhala yang mengelilingi bangsa penyembah Allah yang Maha Esa ini. Hal ini memberi petunjuk abadi kepada pengikut Kristus betapa murkanya Allah terhadap pengajar sesat dan juga kepada umat yang menyambut para pengajar sesat.
Dalam Lukas 20 dikisahkan mengenai Yesus bertanya kepada para pemuka agama Yahudi. Baptisan Yohanes itu dari Allah atau manusia?. Para pemuka agama harus berpikir keras untuk memberi jawaban. Kalau mereka katakan dari manusia penganut agama Yahudi dan orang banyak pasti secara spontan melempari mereka dengan batu karena mereka sudah percaya bahwa Yohanes pembaptis adalah seorang nabi. Tetapi bila mereka berkata dari Allah maka Yesus akan berkata kalau begitu “Mengapa kamu tidak percaya kepada-Nya?” Yesus yang datang menggenapi hukum Taurat mulai mengatakan bahwa hukum melempar dengan batu sudah harus ditinggalkan. Dalam Yohanes 8 juga dikisahkan tentang pemuka agama yang membawa perempuan tertangkap basah berbuat zinah dan memberi kesempatan kepada Yesus untuk membuat keputusan dengan harapan bila Yesus mengatakan “Lepaskan maka Yesus akan dituduh melanggar hukum Taurat”. Tetapi bila Yesus menjawab “Lempar dengan batu sesuai dengan Hukum Taurat”, maka mereka akan menyimpulkan Yesus kejam, tak mengasihi dan tak mempunyai hati yang mengampuni. Tetapi ketika Yesus mengatakan siapa yang tidak berdosa silakan melemparinya dengan batu. Mereka kagum dengan jawaban Yesus dan satu-persatu meninggalkannya. Yesus pun berkata “Aku pun tak menghukummu pergilah dan jangan berbuat dosa lagi”.
Dalam hal ini Yesus telah menggenapi hukum Taurat dengan cara mencerahkannya menjadi hukum kasih. Yesus sesungguhnya mengkritik betapa kejamnya bila kemudian umat beragama menjalankan dan menganut agama tanpa Tuhan. Kisah mati syahidnya Stefanus membuktikan betapa kejamnya agama tanpa Tuhan. Itulah sebabnya kekristenan itu intinya adalah kehidupan pengikut Kristus. Bila kemudian menjadi agama tetaplah pada esensinya yaitu kehidupan yang meneladani Yesus Kristus. (MT)
Betapa kejamnya agama tanpa Tuhan, jadi kalaupun kita beragama tetaplah jadi pengikut Kristus.