Sabtu 24 Juli 2021
LAYAN – PELAYANAN
Layan : – Pelayana – Penggembalaan
Bacaan sabda: Yohanes 10:1-42
1 Petrus 5:2-3 “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu”
Yesus bukan saja teladan kerendahan hati dalam pelayanan yang siap menjadi doulos atau hamba yang sehamba-hambanya atau budak sebudak-budaknya. Rasul Paulus menjelaskannya dengan meninggalkan surga dan ke-Allahan-Nya turun ke bumi dengan menjadi manusia berstatus terendah. Faktanya jelas bahwa Yesus betul-betul melaksanakan pelayanan seorang hamba yang tak pernah menuntut kehormatan dari manusia. Kalaupun orang percaya menghormati bahkan menyembah Yesus adalah merupakan sikap spontan atas pengakuan dan kesadaran pengikut-Nya tanpa diminta oleh Yesus. Walaupun Yesus doulos ternyata Dia adalah seorang pemimpin yang kharismatik. Status atas kepemimpinannya bukan pula status terhormat dan berkelas karena sebagai pemimpin karismatik Dia hanyalah berstatus “Gembala yang baik” sebagai gembala yang menyerahkan nyawa-Nya untuk keselamatan domba-domba-Nya. Jadi Yesus adalah merupakan keteladanan bagi seluruh pemimpin gereja yang dalam perkembangannya berstatus menjadi “gembala Jemaat atau gembala sidang”.
Saat Yesus menyatakan diri sebagai gembala yang baik langsung menerima penolakan secara luas dari para penganut agama. Tetapi dalam keadaan tertolak Yesus tetap membuktikan diri sebagai gembala yang baik bagi umat yang mau dituntun menuju keselamatan abadi. Perlu juga mendapat perhatian dari semua orang percaya. Bila rasul Paulus mengarahkan agar semua pelayan dan hamba Tuhan terus menjaga nilai pelayanan dengan meneladani Yesus maka rasul Petrus pun mengarahkan agar semua gembala jemaat menjaga nilai pengembalaan dengan terus memandang dan meneladani Yesus. Petrus juga melihat jauh ke depan akan terjadinya penurunan nilai gembala dan penggembalaan dalam kepemimpinan gereja jauh ke depan. Makanya gembala menjadi status yang diperebutkan bahkan menjadi status yang mendatangkan keuntungan. Gembala berubah menjadi penggunting bulu dan memeras susu domba yang terus berkembang menjadi pemilik pabrik wol dan pabrik susu.
Tentu masih banyak gembala yang terus menjadi gembala jemaat yang melakukan pelayanan penggembalaan sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka betul-betul setuju dan mempraktekkan firman Tuhan yang dinyatakan Allah melalui Rasul Petrus. Mereka menggembalakan jemaat sebagai pengabdian diri mewujudkan cinta yang mendalam kepada Yesus Kristus pemilik jemaat itu. Mungkin saja jumlah mereka akan cenderung berkurang tetapi atas pengabdian merekalah gereja tetap eksis di dunia yang semakin jahat ini dan atas pengabdian mereka juga nama Yesus tetap dipermuliakan. (MT)
Karena pengabdian para pelayan dan gembala sejatilah gereja tetap eksis di dunia yang semakin jahat ini.