Jumat 23 Juli 2021
LAYAN – HAMBA YANG MELAYANI
Layan : Pelayan – Abdi – Doulos
Bacaan sabda : Filipi 2:1-11
Filipi 2:6-7 “Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”
Pada awalnya kata pelayan yang kata dasarnya adalah layan sangat berhubungan bahkan selalu dihubungkan dengan tugas-tugas khusus di Bait Suci. Tetapi dalam perkembangannya pelayan menjadi suatu jabatan yang bertugas melakukan pelayanan dalam gereja, tentu saja mulai dari pelayanan di balik layar atau di belakang panggung hingga pelayanan mimbar. Dalam hal ini sering juga dianggap pelayan itu pemimpin sehingga bermunculanlah pelayan yang memimpin yang berubah menjadi pemimpin yang bukan melayani tetapi menguasai. Bila tidak hati-hati maka pelayan bisa diartikan sebagai penguasa. Pelayan Tuhan atau hamba Tuhan menjadi nama di depan saja bukan fakta di lapangan. Hal ini sudah mulai diendus rasul Paulus dalam dunia pelayanan gereja sehingga mengarahkan orang percaya untuk belajar kepada Yesus. Rasul Paulus ingin menjaga kata pelayan dan hamba itu tetap pada arti yang sesungguhnya dalam hidup pelayanan dalam gereja Tuhan. Rasul Paulus bukan saja mengingatkan para pelayan Tuhan pada zamannya tetapi meletakkan dasar yang benar untuk terus dijadikan standar kebenaran sampai akhir zaman. Pelayan dihubungkan dengan pribadi yang rendah hati. Karena hanya orang yang rendah hatilah yang rela menyandang predikat pelayan.
Prinsip kerendahan hati ada dalam arti pelayan yang diambil dari kata doulos yang artinya adalah budak. Budak dalam pengertian sebudak budaknya yang tujuan hidupnya adalah melayani dan menyenangkan tuannya. Doulos adalah istilah yang dipakai dalam pelayanan Kristen. Menjadikan Yesus sebagai teladan dalam pelayanan adalah suatu keharusan, karena bila keluar dari standar keteladanan Kristus maka pelayanan Kristus tak berbeda dari karir sekuler dengan istilah spiritual yang bertujuan mengelabuhi masyarakat. Bila sudah demikian maka pelayanan Kristen telah merosot semerosotnya dan bila diteliti akan jauh lebih rendah dari karir sekuler. Tidak heran bila yang terjadi dalam gereja sudah sangat jauh dari kehendak Tuhan walaupun istilahnya pelayan dan pelayanan serta hamba masih terus dipertahankan. Tetapi faktanya adalah bermunculan sosok pelayan dan hamba yang menguasai. Padahal yang paling dibutuhkan manusia sekarang adalah pemimpin dan penguasa yang melayani.
Rasul Paulus menyadari perubahan nilai pelayan dan pelayanan ini akan terjadi seiring dengan perkembangan gereja. Itulah sebabnya secara sungguh-sungguh dia menyerukan agar semua hamba dan pelayan Tuhan menjadikan Yesus sebagai teladan dalam pelayanan. Memang tidak populer dan tak mudah tetapi teruslah belajar dan memandang kepada Yesus. (MT)
Jadilah pemimpin yang melayani dan tuan yang menghamba. Jangan pelayan yang menguasai dan hamba yang ngebos.