Selasa 20 Juli 2021
LAMBANG
Lambang : – Ajaran – Kebenaran – Sakramen
Bacaan Sabda : Lukas 22:14-23
1 Korintus 11:25-26 “Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”
Dalam Perjanjian Baru lambang tetap dipakai dalam hal-hal tertentu, tetapi tidak lagi untuk oknum atau personal. Bahkan lambang-lambang dalam Perjanjian Lama sudah tak boleh lagi dipertahankan karena sudah tergenapi dalam Perjanjian Baru. Walaupun demikian lambang dalam Perjanjian Lama adalah Firman Tuhan yang harus terus dipertahankan karena merupakan fakta historis yang tetap diperlukan saat mempelajari firman Tuhan. Perjanjian baru betul-betul diperkaya oleh fakta historis Perjanjian Lama, dan Perjanjian Lama diperjelas oleh penggenapan janji Allah dalam perjanjian baru. Yohanes 10:29-30 “Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.” Perkataan yang bersumber dari dalam hati dan pikiran Yesus ini adalah kebenaran sejati. Bukanlah lambang yang perlu ditafsirkan. Yesus adalah Allah karena Dia satu dengan Allah Bapa dan tak mungkin dapat dipisahkan atau diduakan. Allah Bapa dan Yesus yang Allah Anak adalah Esa dalam pengertian tak akan ada konsep tafsiran dan analisa yang dapat memisahkannya.
Dalam ajaran-Nya, Yesus sering menggunakan metode perumpamaan dalam mengajar tetapi tak boleh dijadikan untuk mengumpamakan sesuatu di luar inti atau esensial yang ingin disampaikan Yesus. Contoh penabur selalu diartikan sebagai pemberita atau pengajar, benih selalu dipahami sebagai firman Tuhan dan tanah selalu diartikan sebagai hati manusia. Bila Yesus memakai lambang dalam perumpamaan dalam menyampaikan ajaran-Nya bukanlah melambangkan kebenaran melainkan untuk mengajarkan kebenaran. Sebab itu berhenti sampai di situ saja, jangan berusaha untuk mengembangkannya. Kemudian suatu fakta jangan pula dilambangkan. Contohnya lima roti jangan pernah dibelokkan sebagai lambang 5 benua dan 2 ikan tak boleh dibelokkan sebagai lambang dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kalau itu digunakan sebagai lambang, itu namanya penafsiran alegori suatu penafsiran yang tak boleh dilakukan karena selalu membuahkan penyimpangan dari Kebenaran.
Ada lambang yang masih terus dilaksanakan gereja karena diperintahkan Yesus yaitu sakramen baptisan dan sakramen perjamuan kudus. Hal itu dilaksanakan sebagai ketaatan dan keyakinan pasti atas pengorbanan serta jalan untuk mengingat kasih kuasa dan pengorbanan-Nya serta memproklamirkan-Nya. Tak perlu juga dikembangkan cukup ditaati. (MT
Tuhan Yesus memakai perumpamaan dalam mengajar untuk memperjelas ajaran-Nya.