Rabu 07 Juli 2021
KHOTBAH – UCAPAN BAHAGIA
Khotbah : – Ucapan bahagia – Menggenapi taurat – Tantangan
Bacaan sabda : Matius 5-7
Matius 5:17-18 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”
Khotbah Yesus di bukit bukanlah ucapan susila yang disusun oleh Matius melainkan ajaran Yesus yang didengar langsung kemudian ditulis oleh Matius. Dari saat Yesus berkhotbah di bukit hingga Matius menulis Injil ada selang waktu kurang lebih 25 tahun, tetapi dia masih ingat ajaran Yesus dengan baik. Hal itu bisa karena Matius terus mengajarkannya kepada banyak orang dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Matius 5-7 adalah kesatuan yang nyata yang diawali dengan ucapan bahagia atau kebahagiaan orang yang hidup dalam kerajaan Allah. Kemudian selanjutnya adalah merupakan penjabaran secara lengkap nilai-nilai yang harus dilakukan untuk melengkapi kebahagiaan itu. Hidup dalam kerajaan Allah bukanlah mengabaikan hukum taurat tetapi justru menggenapinya dalam hidup secara jelas dan praktis. Menggenapi hukum taurat adalah memasuki jiwa kalimat-kalimat taurat dan menjelaskan azas-azas utamanya melalui penerapan yang praktis. Contohnya dalam perintah ke-6 “Jangan membunuh”, diperjelas melalui hidup sehari-hari jangan membenci dan jangan mudah mengalamatkan amarah kepada orang lain. Dalam hal ini amarah dan kebencian adalah hal yang berpotensi menghilangkan kebahagiaan. Jangan membunuh adalah juga perintah untuk menghargai orang lain secara holistik. Menghargai keberadaan dan identitasnya juga menghargai pendapatnya apalagi hidupnya. Perintah jangan berzinah juga harus dimaknai sebagai sikap menghargai kekudusan pernikahan. Lagi pula dilarang karena perzinahan adalah buah dari hati yang jahat karena bermula dari keinginan yang najis yang dibiarkan sehingga menumpuk. Sebab itu betapa kudusnya umat Tuhan hidup yang dimulai dari pikiran.
Dan selanjutnya penggenapan hukum Taurat dalam hidup pengikut Kristus menuntut kejujuran nyata yang menjauhkan diri dari sumpah menyumpah. Selanjutnya hukum balas-membalas haruslah tergusur oleh hidup mengasihi dan mengampuni. Dan kasih terhadap sesama haruslah diterapkan secara universal. Dalam Matius 7:13-29 adalah merupakan tantangan yang harus dihadapi pengikut Kristus. Tantangan diumpamakan bagaikan jalan sempit yang dilalui oleh sedikit orang karena cara hidup yang tidak populer. Faktanya pola hidup Kerajaan Allah tidak mudah diterapkan tetapi tetap sangat memadai dan indah untuk diperjuangkan. Hidup dalam kerajaan Allah bukanlah milik yang suka kenyamanan mainkan milik yang suka tantangan. Karena hidup dalam kerajaan Allah tidak cukup banyak tahu melainkan banyak berlaku atau melakukan kehendak Tuhan Yesus. (MT)
Hidup dalam kerajaan Allah tidak cukup banyak tahu kebenaran tetapi banyak berlaku sesuai kebenaran.