Selasa 06 Juli 2021
KOTBAH – KOTBAH DI BUKIT
Kotbah : – Di bukit – Ajaran – Intisari kekristenan
Bacaan Sabda : Matius 5-7
Matius 7:28-29 “Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.”
Kotbah di bukit (Matius), kotbah di dataran (Lukas) bukanlah suatu khotbah Yesus di tempat yang berbeda. Kemungkinan besar adalah Yesus berkhotbah dari atas bukit kecil sedangkan pendengar duduk di dataran yang ada disekitar bukit kecil itu. Hal itu bisa terjadi karena Matius fokus kepada Yesus sebagai pengajar sedangkan Lukas menulis dari informasi seseorang yang kemungkinan besar adalah Maria ibu Yesus yang fokus memperhatikan orang banyak penerima ajaran Yesus. Sangat logis bila Matius menulis ajaran Yesus secara lengkap karena selain fokus kepada Yesus, dia adalah saksi langsung dan tentu duduk dekat Yesus selama mengajar. Hal yang sangat perlu kita camkan adalah khotbah di bukit ini adalah merupakan ajaran yang sangat padat dengan pesan moral.
Walaupun ajaran Yesus sangat berbeda dengan ajaran agama yang dipelopori ahli taurat dan Farisi saat itu ternyata sangat diterima oleh masyarakat banyak karena pesannya dapat dinyatakan sebagai kebenaran universal. Tetapi yang pasti dalam tiga pasal Injil Matius ini terangkum secara padat intisari kekristenan. Sangat terkesan sulit dipraktekkan. Tetapi ternyata para pendengar sangat antusias menerima ajaran Yesus melalui kotbah di bukit. Walaupun sulit diaplikasikan dalam hidup sehari-hari tetapi tidak mustahil. Sesuatu yang benar dan berkualitas sudah pasti tidak mudah dicapai karena dibutuhkan kesungguhan dan kerja keras.
Hal penting yang dipegang para pendengar khotbah Yesus adalah bahwa ajaran Yesus itu benar dan praktis tak seperti ajaran agama yang cenderung meragukan karena tak jelas kebenarannya dan sangat teoritis, kaku dan memberi beban berat. Setelah menuntaskan ajaran-Nya maka kesan pendengar yang setia mengikuti ajaran Yesus sangat mengagumkan. Secara spontan mereka membedakan ajaran Yesus dari ajaran ahli taurat. Satu hal yang mereka bandingkan adalah narasumber pengajaran itu. Bila Yesus sebagai narasumber pengajaran khotbah di bukit ini mengajar sebagai “Orang berkuasa”. Dalam hal ini Yesus membuktikan kesiapannya dan menunjukkan penguasaan-Nya terhadap materi ajar serta terbukti Yesus hidup sesuai dengan ajaran-Nya. Hal yang sangat menentukan adalah bahwa Dia adalah Mesias yang diurapi untuk karya penyelamatan manusia dari dosa. Bagi pengikut Kristus hal ini sangat prinsip yaitu memahami pengajaran Yesus dan melakukannya dengan setia dalam hidup sehari-hari.(MT)
Yesus mengajarkan topik yang dikuasai dan dilakukan. Disitulah letak wibawa dan kuasanya.