Sabtu 03 Juli 2021
KERJA
Kerja : – Perintah Allah – Hakekat manusia – Dosa dan kerja
Bacaan sabda: 2 Tesalonika 3:6-15
2 Tesalonika 3:10-11 “Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna”
Saat Allah telah menciptakan manusia pertama langsung diberi tugas untuk bekerja bukan beribadah, dengan memberinya kemampuan dan potensi unuk bekerja. Itulah sebabnya hakekat manusia adalah sebagai pekerja atau bekerja adalah hakekat manusia. Jadi bila manusia tidak bekerja berarti dia sudah kehilangan hakekatnya. Dalam hal ini jelas bahwa Allah bukan hanya memerintahkan manusia untuk bekerja tetapi menciptakan lapangan kerja kepada manusia. Lebih tegasnya lagi adalah kerja merupakan bagian penting dan tujuan ilahi bagi manusia.
Perintah ke-4 dari 10 perintah Allah adalah merupakan perintah untuk mengkhususkan waktu untuk beribadah tetapi tidak lupa pula menjelaskan bahwa dari 7 hari yang tersedia 6 hari adalah merupakan waktu untuk bekerja satu hari waktu untuk beristirahat diartikan sebagai waktu beribadah ternyata juga dapat diartikan adalah bekerja. Karena istirahat dan beribadah adalah bagian dari bekerja itu sendiri. Bekerja bukan hanya sekedar mencari nafkah tetapi berkegiatan untuk mengisi waktu yang tersedia sebagai pemberian Tuhan yang berharga kepada manusia. Dalam Kejadian 3:16-19 memberi informasi mengenai hubungan dosa dengan bekerja. Tanpa dosa atau sebelum Adam dan Hawa jatuh dalam dosa bekerja adalah merupakan kegembiraan, bahkan dapat diartikan sebagai rekreasi yang mendapatkan kesenangan seperti pengalaman Adam dan Hawa merawat taman Eden. Tetapi setelah mereka jatuh dalam dosa bekerja menjadi kejerihpayahan. Dengan demikian kerja yang yang membahagiakan menjadi beban yang menyulitkan.
Dalam perkembangannya bekerja justru dijadikan menjadi kesempatan berbuat dosa. Apabila bekerja diselewengkan menjadi tujuan hidup satu-satunya maka bekerja bisa menjadi berhala. Sebab itu bekerja haruslah dilakukan sebagai ketaatan kepada Allah agar tetap terjaga secara proporsional. Bekerja haruslah rajin dan tertib sebagai hakekat tetapi juga sebagai usaha untuk mempertahankan dan membangun kehidupan. Rasul Paulus menegur dan memperingatkan agar semua pengikut Kristus bekerja giat, rajin dan tertib. Hal itu adalah upaya yang harus dilakukan agar tak jadi beban bagi orang lain bahkan harus mempunyai sesuatu yang dapat dibagikan menolong orang lain. Dengan tegas firman Tuhan menyatakan “Jika tidak bekerja janganlah ia makan”. (MT)
Bekerja adalah hakekat manusia, jadi bila tak bekerja dia telah kehilangan hakekatnya.