Jumat 28 Juni 2024
SYARAT – SYARAT DALAM PELAYANAN
Bacaan Sabda : 1 Timotius 3:1-16
Sabda Renungan : “Benarlah perkataan ini: ”Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah. Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,” (1 Timotius 3:1-2)
Orang yang menghendaki jabatan dalam pelayanan gereja adalah hal yang baik. Tetapi hendaklah mempertanggungjawabkan jabatannya dan membangun diri kompeten untuk jabatan yang diterimanya. Rasul Paulus memberi pengarahan kepada Timotius agar Timotius hati-hati dalam memberi jabatan sebagai penilik jemaat dan diaken. Rasul Paulus memberitahukan syarat-syarat moral yang harus dimiliki penyandang jabatan dalam pelayanan. Ada banyak syarat-syarat moral tetapi bila disimpulkan adalah haruslah seorang yang tak bercacat atau mempunyai reputasi yang baik.
Tak bercacat dalam hidup berkeluarga dalam pengertian menjadi seorang suami atau istri yang setia pada pasangannya. Kemudian mereka harus yakin bila dirinya sudah cukup dewasa dan mempunyai penguasaan diri sehingga tidak terlibat kepada kebiasaan minum-minuman keras yang berpotensi memabukkan. Jadi haruslah melakukan pertarakan total kepada minuman yang difermentasi. Hal itu penting agar dia bersikap berdasarkan kesadaran dan pemikiran sendiri tanpa pengaruh apapun di luar dirinya. Jangan sampai dipengaruhi oleh hal-hal buruk agar hidupnya selalu terbuka untuk dipenuhi oleh Roh Kudus.
Bila seorang mempunyai jabatan dalam pelayanan berarti sudah akan siap menjadi seorang pemimpin. Pemimpin dalam jemaat tidak mungkin mempunyai standar moral yang lebih rendah dari jemaat. Kemudian dia haruslah menjadi kepala keluarga yang baik. Berarti haruslah mempunyai hubungan baik dan setia dalam keluarganya. Dalam hal ini perlu diingatkan supaya jangan terlalu mudah menerima jabatan dalam pelayanan karena tidak mudah untuk mempertanggungjawabkannya. Tetapi tidak baik juga bila kita seorang pelayan di gereja tetapi menolak jabatan yang diberikan gereja. Karena menolak sama saja menolak untuk bertanggung jawab atau menolak beban yang dipercayakan. Bila menerima dan menginginkan jabatan dalam pelayanan adalah hal yang baik tetapi juga siap mengemban tugas dan tanggung jawab.
Rasul Paulus memberi pengarahan ini kepada Timotius karena dianggap mendesak untuk dilaksanakan, padahal sesungguhnya Rasul Paulus ada rencana datang ke Efesus. Ada kemungkinannya Rasul Paulus sengaja menulis surat untuk memberikan kepercayaan kepada Timotius. Tetapi lebih mungkin lagi Paulus mendapat wahyu dari Roh Kudus. Syarat-syarat untuk menjadi penyandang jabatan dalam pelayanan gereja secara lengkap dan detail justru ada dalam surat kiriman Paulus kepada Timotius ini. (MT)