Rabu 26 Juni 2024
PENGALAMAN SPIRITUAL PAULUS
Bacaan Sabda : 1 Timotius 1:12-20
Sabda Renungan : “Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. ” (1 Timotius 1:13-14)
Rasul Paulus menyaksikan kehidupannya dalam hubungan dengan Kristus. Dia menjelaskan bahwa dia ada di luar Kristus dan juga di dalam Kristus. Rasul Paulus menyaksikan hidupnya di luar Kristus sebagai hidup tanpa pengetahuan akan kebenaran karena hidup di luar iman. Di luar iman dia adalah penghujat. Dia menghujat pengikut kristus karena dianggap sebagai penghujat Allah. Sebagai seorang Yahudi yang terdidik dalam pemahaman agama Yahudi tentang Allah dia sangat terganggu dengan iman Kristen yang sedang berkembang. Itulah sebabnya dia menghujat.
Kemudian di luar Kristus Paulus adalah seorang penganiaya. Dia tidak puas hanya dengan menghujat tetapi ditindaklanjuti dengan menganiaya dengan cara yang sangat ganas. Kekejamannya menganiaya umat Kristen membuatnya mengaku bahwa dia layak disebut sebagai orang yang paling berdosa. Dia tidak menutupi kejahatan masa lalunya tetapi dia juga tidak membanggakannya. Ada banyak pengikut kristus yang menceritakan masa lalunya yang buruk dengan sikap yang bangga. Tetapi rasul Paulus tidak demikian. Dia menceritakan masa lalunya kepada Timotius bertujuan untuk menjelaskan tajamnya perbedaan hidup di dalam Kristus dengan hidup di luar Kristus.
Sekarang Paulus menyaksikan setelah dia hidup dalam Kristus. Menurutnya hidup dalam Kristus berarti hidup dalam iman yang benar karena sudah mengetahui kebenaran. Dalam Kristus dia mengenal Allah yang penuh kasih dan kemurahan. Dalam kemurahan-Nya, Allah menerima Paulus apa adanya, bahkan Allah menunjukkan kemurahan dan panjang sabar-Nya memberi kesempatan untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya. Kemurahan Allah kepada Paulus adalah hal yang membuatnya tak bisa dihentikan memberitakan Injil. Dia yang tadinya penganiaya menjadi siap dan rela dianiaya. Dia yang tadinya penghujat sekarang siap dan rela dihujat demi Injil dan kebenaran. Dia yang tadinya bersikap kejam sekarang bisa membalas kekejaman dengan kelemahlembutan.
Pengalaman spiritual rasul Paulus sangat memotivasi Timotius dalam mengemban tugas pelayanan yang dipercayakan kepadanya melayani jemaat Efesus. Pesan-pesan dan kesaksian rasul Paulus yang pertama ditujukan kepada Timotius tetapi berlaku juga untuk semua hamba Tuhan yang terjun dalam bidang pelayanan gereja. Sikap Timotius yang taat kepada nasihat rasul Paulus adalah contoh bagi kita untuk mentaati nasihat-nasihat hamba Tuhan pendahulu kita. Bisa saja Timotius tak sependapat dengan Paulus dalam hal-hal tertentu, tetapi dia tetap menghormati seniornya yang juga adalah bapa rohaninya. (MT)