Selasa 18 Juni 2024
BERBUAT SEPERTI KEPADA TUHAN
Bacaan Sabda : 1 Tesalonika 4:1-12
Sabda Renungan : “ 7Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. 8Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.” (1 Tesalonika 4:7-8)
Allah limpah dengan anugerah, penuh kasih sayang dan maha pengampun tetapi Dia menentukan standar moral yang tinggi bagi orang percaya. Dalam hal norma-norma moralitas seksual, Dia sangat serius menentukan sikap orang percaya agar betul-betul hidup dengan menguasai nafsu seksualnya. Dia tidak mengatakan seksual itu sesuatu yang kotor atau buruk justru seksual itu adalah pemberian-Nya yang kudus dan berharga kepada manusia. Tetapi menjadi kotor dan buruk karena manusia tidak menguasai dan menggunakannya secara baik dan benar.
Konsep monogami memberi penjelasan bahwa moralitas itu harus dijaga jangan pernah dicemarkan karena tidak setia. Kebejatan seksual merusak diri sendiri dan sangat merugikan banyak orang karena dampaknya sangat meluas. Semua bentuk hubungan seksual jangan disalahgunakan karena merugikan orang lain.
Perzinahan melanggar hak orang lain, mencemarkan dan merampas kekudusan dan kemurnian yang dikehendaki Allah untuk orang percaya. Rasul Paulus sangat tegas mengatakan bahwa kita dipanggil untuk melakukan apa yang kudus. Bila seseorang melakukan yang cemar bukanlah menolak manusia tetapi menolak Allah. Rasul Paulus bermaksud menolak ajarannya yang Alkitabiah mengenai kekudusan hidup. Mengabaikan ajaran Alkitabiah mengenai kekudusan hidup sama saja menentang Roh Kudus, jadi Allah akan bertindak menghakimi dengan pengertian para pelaku dosa moralitas ini akan langsung menerima akibat buruknya. Karena dosa seksual itulah yang langsung menghukum pelakunya.
Rasul Paulus juga menyatakan sukacitanya karena orang percaya di Tesalonika sudah melakukan ajarannya walaupun hal itu berat bagi mereka, jadi mereka haruslah terus bersungguh-sungguh untuk semakin mentaatinya. Gereja Tuhan sepanjang zaman haruslah fokus untuk mengejar kekudusan hidup, karena gereja bukanlah sekedar umat beragama tetapi umat yang semakin setia membangun hubungan dengan Allah. Padahal dosa adalah merupakan perusak hubungan manusia dengan Allah.
Jadi segala sesuatu yang merusak hubungan itu haruslah dibuang. Sebagai gantinya kejarlah kekudusan, karena kekudusan hidup adalah pembangun hubungan yang dekat dengan Allah. Bila manusia hidup dekat dengan Allah dengan sendirinya segala jenis dosa akan semakin dibenci. (MT)