Senin 17 Juni 2024
HIDUP DI HADAPAN ALLAH
Bacaan Sabda : 1 Tesalonikas 3:6-13
Sabda Renungan : “Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.” (1 Tesalonikas 3:13)
Ada banyak hal yang membuat rasul Paulus bersukacita atas jemaat Tesalonika, tetapi bukan berarti jemaat Tesalonika hidup tanpa kekurangan. Jemaat Tesalonika teguh berdiri di dalam Tuhan membuat rasul Paulus dan teamnya hidup kembali (ayat 8) adalah suatu pernyataan luapan sukacita mereka. Tetapi teguh berdiri dalam iman saja tidaklah cukup walaupun itu sudah menjadi alasan untuk tetap bersemangat memberitakan Injil. Semangat beriman harus dilanjutkan dengan semangat hidup kudus dan tak bercacat.
Dalam kehidupan berjemaat tak jarang kita menyaksikan orang yang mempunyai semangat beribadah tetapi tidak mempunyai semangat dalam membangun karakter. Biasanya kondisi seperti ini terjadi karena ketidaktahuan seperti halnya jemaat Tesalonika, yang tidak sempat menerima pengajaran moral setelah mendengarkan Injil. Hal itu terjadi karena rasul Paulus dipaksa keluar dari Tesalonika karena terjadi huru hara atas provokasi umat Yahudi yang secara sengaja menghambat lajunya pemberitaan Injil. Itulah sebabnya rasul Paulus menulis surat yang berisi pengajaran moral yang perlu bagi orang-orang percaya. Dengan penuh kasih rasul Paulus memotivasi orang percaya agar membangun hidup kudus dan tak bercacat cela.
Dalam hal ini rasul Paulus mengingatkan semua jemaat membangun hidup moral yang baik berdasarkan firman Tuhan sebagai standar dalam bersikap. Ada 2 alasan bagi semua orang percaya hidup kudus dan tak bercacat :
- Pertama adalah bahwa orang beriman selalu hidup di hadapan Allah. Penulis Ibrani menulis dalam satu pasal yaitu pasal 11 tentang definisi hidup beriman secara lengkap. Salah satunya adalah “Barang siapa menghadap Allah dia harus tahu 1 hal yaitu Allah hadir”. Kita selalu berada di hadapan Allah karena Dia adalah Maha ada dan Maha hadir. Jadi kesadaran selalu berada di hadapan Allah hendaklah memotivasi kita untuk hidup benar dan berkarakter baik.
- Kedua adalah bahwa semua orang percaya hendaklah selalu berada dalam kondisi menanti kedatangan Yesus yang kedua kali. Menanti kedatangan-Nya berarti membangun hiidup kudus dan tidak bercacat. Salah satu kesedihan rasul Paulus adalah menyaksikan di dalam gereja ada orang-orang yang hidup dalam dosa dan hidup dalam kesuaman iman. Dia sedih karena ada kemungkinan orang percaya berada dalam kondisi tidak siap saat Yesus datang untuk mengangkat umat-Nya. Padahal patokan Alkitab siap untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali adalah hidup kudus dan dalam kondisi iman yang hidup. (MT)