Kamis 13 Juni 2024
SURAT KIRIMAN ADALAH FIRMAN TUHAN
Bacaan Sabda : Kolose 4:7-18
Sabda Renungan : “Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu. Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya. Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Ingatlah akan belengguku. Kasih karunia menyertai kamu.” (Kolose 4:16-18)
Sekali lagi saya singgung bahwa kitab Perjanjian Baru hampir semua adalah surat kiriman, karena hanya tiga kitab saja yang bukan surat kiriman yaitu Injil Matius, Markus dan Yohanes. Injil Lukas sendiri sama dengan Kisah Para Rasul adalah surat Lukas kepada Teofilus. Kembali dipertanyakan kalau surat kiriman “Mengapa menjadi firman Tuhan”. Perlu diingatkan bahwa pada zaman itu ada sangat banyak tulisan dan termasuk juga surat-surat yang baik dan berkualitas, tetapi bukanlah firman Tuhan. Dalam pengkanonan Alkitab ada syarat-syarat yang harus ditaati, dan bila syarat yang tidak terpenuhi maka tidak dimasukkan ke dalam Alkitab.
Dalam ayat-ayat akhir dalam surat kiriman Paulus kepada jemaat Kolose, rasul Paulus menyebut banyak nama-nama lengkap dengan kehidupannya. Orang-orang yang disebut rasul Paulus dalam tulisannya lengkap dengan karakter mereka adalah merupakan para pelayan Tuhan yang cukup dikenal adalah suatu fakta sejarah yang masih dikenal secara luas dalam gereja pada zamannya.
Kemudian konsep kebenaran yang ditulis sangat bersesuaian denga firman Tuhan yang sudah dikanonkan sebelumnya. Kemudian rasul Paulus sangat jujur menyaksikan hidup doa dan pelayanan-Nya yang sangat faktual. Rasul Paulus selalu bergumul dalam doa. Dia berdoa bukan untuk dirinya saja tetapi berjuang untuk permohonan-permohonan untuk kepentingan orang-orang percaya atau gereja Tuhan. Surat rasul Paulus juga terbuka untuk umum walaupun ditujukan kepada jemaat-jemaat tertentu. Jadi jemaat Kolose mencatat surat Paulus untuk mereka kemudian mengirimkan lagi surat itu kepada jemaat Laodikia.
Fakta rasul Paulus menulis surat dari dalam penjara (Kolose, Filemon, Efesus dan Filipi) cukup kuat menjelaskan bahwa rasul Paulus menulis surat kirimannya karena mendapatkan inspirasi khusus dari Allah. Walaupun dia ditahan secara tidak adil dia tidak berhenti berkarya. Hubungannya dengan Tuhan dan jemaat-jemaat tetap terbangun dan terjaga kedekatannya. Kurang lebih 4 tahun dia di penjara Roma, dia tetap berkarya melalui pemberitaannya kepada orang sekitar penjara, juga mengirim surat-suratnya yang sarat dengan nilai abadi. Hal yang tak kalah pentingnya adalah dalam surat-suratnya itu penuh dengan ucapan syukur kepada Allah dan sangat berterima kasih kepada jemaat yang selalu mendoakannya. (MT)