Rabu 05 Juni 2024
MEMBERI KOREKSI DAN MENDOAKAN
Bacaan Sabda : Kolose 1:1-14
Sabda Renungan : “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna” (Kolose 1:9)
Surat kiriman Rasul Paulus kepada jemaat Kolose dapat disebut sebagai surat koreksi, karena ada beberapa penyimpangan iman dan pengajaran yang salah sedang memberi pengaruh yang buruk kepada Jemaat itu. Jemaat Kolose tidak sampai meninggalkan iman sehingga tak perlu diajak kembali kepada Tuhan, cukup dikoreksi saja. Dalam memberikan koreksi rasul Paulus sangat hati-hati agar tidak terkesan seperti menghakimi. Bukan hanya berhati-hati saja tetapi disertai dengan kesungguhan hati untuk mendoakan. Kehadiran beberapa orang yang keliru berargumen bahwa mereka mendapat wahyu dan penglihatan-penglihatan sudah sejak lama mencoba merusak ajaran yang benar, tetapi firman Tuhanlah yang menjadi standar kebenaran dan pernyataan kehendak Allah.
Dalam memberi koreksi, Rasul Paulus membuktikan kesalahan para pengajar yang menyimpang, dengan menjelaskan bahwa Yesus Kristus bukan hanya Juru selamat, tetapi Dia juga adalah Allah yang turut dalam penciptaan dunia dan isi-Nya. Jadi kita bukan hanya melakukan ajaran-Nya saja melainkan menyembah Dia dan membangun hubungan dengan-Nya sebagai Tuhan. Menjadi Kristen sejati berarti beriman kepada Allah dalam Yesus Kristus, bersandar kepada-Nya, mengasihi Dia dan mentaati perintah-Nya.
Dalam ayat 9-12 adalah merupakan doa rasul Paulus yang tak terpisahkan dari sikapnya memberi koreksi dan menasehati jemaat-jemaat agar bijak dalam menyikapi pengajaran yang menyimpang. Doa rasul Paulus ini adalah contoh bagi semua yang terlibat dalam pelayanan gereja. Kita mengajak, menasehati dan menegur tetapi hal utama adalah mendoakan. Ketika kita mendoakan orang lain tentu saja doa kita itu memberi dampak juga kepada diri kita sendiri. Saat kita mendoakan orang percaya agar menyertai kehendak Allah berarti kita pun haruslah terus belajar untuk semakin mengerti kehendak Allah. Ketika Yesus berdoa secara khusus kepada Bapa-Nya di surga, klimak dari doa-Nya adalah biarlah kehendak-Mu yang jadi.
Mendalami firman Tuhan dengan sungguh-sungguh adalah merupakan sikap yang tepat dan benar untuk mengetahui kehendak Allah. Tetapi tidak boleh dilepaskan dari kehidupan doa. Karena mengetahui kehendak Allah tentu saja sebagai sikap mengasihi-Nya dengan akal budi. Tetapi juga harus berdoa sebagai penerapan jelas mengasihi Dia dengan segenap hati dan jiwa. (MT)