Senin 03 Juni 2024
JANGAN KUATIR
Bacaan Sabda : Filipi 4:1-9
Sabda Renungan : “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6)
Kekuatiran adalah perampas damai sejahtera yang sangat potensial. Biasanya kekuatiran terjadi karena pikiran-pikiran yang salah mengenai hal-hal yang belum terjadi. Padahal yang kita kuatirkan itu jauh lebih banyak yang tidak menjadi kenyataan. Tetapi sesungguhnya kekuatiran itu sangat manusiawi, salah bila membiarkan pikiran dikuasai kekuatiran. Bila kekuatiran datang berdoalah segera, menyerahkan hati dan pikiran kepada Allah, segala persoalan yang mencemaskan serahkan kepada Allah melalui doa.
Berdoa dapat diartikan berserah kepada Allah sekaligus juga menjadi penyembahan yang memperbaharui kepercayaan kepada Allah dengan demikian jelas bahwa kekuatiran akan segera teratasi melalui tiga sikap iman :
- Melalui doa yang benar. Paulus menggunakan 3 kata menjelaskan doa yang benar yaitu menyembah, memohon dan bersyukur. Tiga kata ini adalah suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dalam berdoa. Sikap menyembah dan memuja adalah merupakan pengakuan bahwa dia adalah Tuhan yang sanggup dan berkenan menolong umat-Nya. Karena sesungguhnya dia Tuhan dan tak ada yang mustahil bagi-Nya. Kemudian mengutarakan permohonan meminta pertolongannya dan segala sesuatu yang kita harap dan butuhkan dengan sungguh-sungguh. Ingat? Tidak ada tempat untuk doa yang setengah hati. Selanjutnya memberikan apresiasi atas kebaikan Tuhan melalui ucapan syukur.
- Melalui pikiran yang benar. Damai sejahtera melibatkan hati dan pikiran. Jadi pikiran haruslah benar agar hati tetap sejahtera dan damai. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengajak semua pengikut Kristus untuk memikirkan semua yang benar dan semua yang mulia. Kekuatiran itu adalah perasaan yang salah sehingga hanyalah 8% yang masuk akal untuk dipikirkan. Yang 92% adalah hal-hal yang tidak perlu dipikirkan karena tidak benar. Jadi yang 92% itu adalah bagian yang benar dan mulia untuk dipikirkan, termasuk yang suci, yang manis dan sedap didengar.
- Melalui kehidupan yang benar. Paulus mengutarakan ada 4 yang perlu menjadi fokus dalam menjalani hidup yang benar yaitu belajar, menerima, mendengar dan melihat. Kita harus sungguh-sungguh belajar mendengar dan memahami atau melihat kebenaran, kemudian menerima dalam hati dan pikiran. Memasukkan kebenaran dalam konsep pemikiran tidaklah cukup tetapi haruslah memilikinya. Tentu memiliki harus pula ditindaklanjuti dengan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. (MT)