Jumat 29 September 2023
DARI MALEAKHI SAMPAI KELAHIRAN YESUS
Setelah nabi Maleahi sampai kedatangan Yesus yang pertama kurang lebih 430 tahun dinyatakan sebagai masa sunyi karena tidak adanya nabi-nabi yang muncul dan Allah tak mengutus malaikat-Nya untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat. Hal ini mungkin cukup membingungkan umat Allah mulai mempertanyakan “Masih adakah Allah?” atau menyimpulkan “Allah sudah mati”. Bila kita mencoba mencermati, dapatlah juga kita memberi pendapat bahwa ada unsur kesengajaan Allah diam, tak menyatakan diri dalam bentuk apapun kepada manusia khususnya kepada umat-Nya. Tetapi sesungguhnya diam pun bukan berarti tak bertindak bukan pula membiarkan sejarah tanpa ada tindakan Allah. Ternyata sejarah pun berlanjut untuk menggenapi arti yang terkandung dalam patung raja Nebukadnezar yang dilihat dalam mimpinya dan diartikan oleh Daniel. Dari tahun 450 – 330 SM bangsa Persia menguasai Yehuda. Orang Yahudi diijinkan melaksanakan ritual-ritual agama. Selama masa itu Yehuda diperintah imam-imam besar.
Pada tahun 330-166 SM. Pasukan-pasukan Persia dikalahkan oleh Aleksander Agung yang sangat menyakini bahwa kebudayaan Yunani adalah satu-satunya kekuatan yang mampu mempersatukan dunia. Aleksander mengijinnkan Yahudi melaksanakan hukum taurat bahkan membebaskan dari kewajiban membayar upeti dan pajak selama tahun sabat Yahudi. Kekuasaan Yunani menjadi kesempatan menterjemahkan Alkitab Perjanjian Lama kedalam bahasa Yunani (Versi septuaginta) tahun 250 SM. Semua kehidupan Yahudi khususnya dalam hal mentaati taurat berjalan dengan baik. Jadi jelas Allah diam kepada umat-Nya bukan berarti tidak berkarya dan bertindak. Dia tetap menjaga firman-Nya manusia dipakai Allah untuk mencatat sejarah pada saat umat-Nya bingung tak dapat berbuat apa-apa selain tetap menunggu dan menunggu. “Kepada-Mu ya Tuhan gunung batuku aku berseru, janganlah berdiam diri terhadap ku, sebab jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku menjadi seperti yang setia kepada Tuhan seperti orang yang turun ke liang kubur” (Mazmur 28:1).
Seorang yang setia kepada Tuhan seperti raja Daud terkadang merasa dirinya di diamkan Tuhan, tetapi Dia tetap menghampiri dan berseru kepada Tuhan. Dia tahu diamnya Tuhan tetap punya arti, karena walaupun Dia diam, Dia terus aktif bertindak melindungi umat-Nya dan menjaga kelanjutan firman-Nya. Pada saatnya Dia pasti memberi tanggapan walaupun tanpa bicara, Dia tetap bertindak walaupun tanpa demontrasi kuasa. Allah tetap mengendalikan sejarah dan mengatur keadaan agar janji-Nya terlaksana. (MT)