Sabtu 09 September 2023
MENDAHULUKAN TUHAN
Bacaan Sabda : Hagai 1:1-14
“Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.” (Hagai 1:9)
Kitab Hagai adalah satu kitab pertama dari tiga kitab nabi pasca pembuangan. Hagai adalah seorang dari sedikit orang Yahudi yang pulang dari pembuangan masih mengingat kemegahan bait Allah yang dibangun Salomo sebelum dihancurkan oleh pasukan Nebukadnezar raja Babel. Rombongan pertama Yahudi yang pulang dari pembuangan telah berusaha meletakkan dasar pembangunan bait suci. Tetapi orang Samaria yang tak sudi bait suci dibangun menentangnya dan berhasil mematahkan semangat orang Yahudi. Terhentinya pembangunan bait suci membuat terjadi kelesuan rohani dan umat mulai sibuk membangun rumah masing-masing, sehingga pembangunan bait Allah sempat terbengkalai. Tetapi Hagai dan Zakaria mendorong Zerubabel dan umat Yahudi melanjutkan pembangunan rumah Allah.
Empat (4) tahun kemudian rumah Allah di Yerusalem selesai dibangun dan ditahbiskan. Ketika umat sibuk membangun rumah masing-masing pembangunan rumah Allah sempat terhenti dan saat itulah Hagai sebagai seorang nabi yang Zerubabel mengakui kenabiannya mendorong gubernur untuk melanjutkan dan menyelesaikan pembangunan rumah Allah. Dalam memotivasi Gubernur Zerubabel dan penduduk Yahudi pasca pembangunan itu, Hagai menyerukan mereka agar mendahulukan kepentingan Allah dari kepentingan diri sendiri. Nabi Hagai mengajak umat untuk melihat kenyataan yang terjadi setelah pasca pembangunan. Umat bekerja keras tetapi hasilnya sedikit. Mereka menabur banyak tetapi hasil panen sedikit. Umat Allah tidak diberkati karena hanya sibuk dengan kepentingan pribadi. Umat gagal mencapai sasaran karena tidak memperhatikan skala prioritas dalam kehidupan mereka sebagai umat Allah.
Kita sebagai umat Allah Perjanjian Baru hendaklah memperhatikan sasaran-sasaran hidup yang benar dalam hidup, kemudian menyusun dan menentukan skala prioritas dalam hidup. Bangsa itu mendengar nasehat nabi dan gubernur sebagai pemimpin umat. Seluruh rakyat mentaatinya dengan sukacita, kemudian mengabdikan diri untuk melanjutkan pembangunan bait Allah. Allah melihat semangat pengabdian umat melalui nabi Hagai yang berkata “Aku menyertai kamu (Ayat 13). Allah memperkuat umat dengan keputusan sehingga umat betul-betul mengalami pertolongan Allah dalam membangun bait Allah juga dalam membangun usaha mereka. Menyertai umat yang melayani dan berkarya adalah komintmen terbesar Allah. (MT)