Jumat 08 September 2023
HUKUMAN MENJADI KASIH ALLAH
Bacaan Sabda : Zefanya 3
“Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.” (Zefanya 3:14-15)
Zefanya yang mempunyai arti “Tuhan menyembunyikan” kemungkinan besar lahir pada masa kekejaman Manasye yang senang menumpahkan darah orang setia kepada Allah walaupun tidak melanggar hukum atau berbuat kesalahan. Jadi dia selamat dari kekejaman Manasye karena disembunyikan. Zefanya yang bernubuat masa pemerintahan kerabatnya Yosia yang hidup saleh itu sangat banyak memberi pengaruh hidup benar kepada Yosia. Walaupun masa Zefanya bernubuat, Yehuda baik-baik saja, Zefanya menubuatkan kondisi moral yang buruk menjelang umat itu ditawan ke Babel. Hal ini bisa diterima sebagai cara Allah mengantisipasi agar Yehuda hati-hati supaya jangan bermain-main dengan dosa. Tetapi nyatanya ada 3 kejahatan yang dilakukan oleh umat Yehuda seperti yang tertulis dalam Zefanya 3:3-4:
- Para hakim memutarbalikkan hukum dengan cara menyalahgunakan kedudukan secara tidak adil untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri.
- Para nabi memanipulasi berita dari Tuhan untuk meraih popularitas dan untuk menyenangkan telinga pendengar dalam rangka mencari dukungan.
- Para imam tidak menghargai keimaman sehingga dengan ringannya mereka melanggar ketetapan yang sudah ditetapkan Allah untuk hidup seorang imam. Walaupun jelas-jelas sudah salah dan menyimpang dari kebenaran umat justru menerima dan metoleransi kejahatan mereka.
Untuk mengakhiri Zefanya segera mengalihkan nubuatnya mengenai fakta adanya umat yang setia termasuk dirinya sendiri. Firman Tuhan beralih kepada rencana Allah untuk menebus umat yang sudah dibersihkan melalui hukuman. Hukuman dapat juga mengubah umat menjadi umat yang setia walaupun jauh lebih banyak yang binasa karena menolak untuk bertobat. Pada hari itu adalah hari saat Allah menuntun bangsa-bangsa untuk datang belajar mengenal Allah.
Akhirnya umat yang setia akan tetap bersukacita di dalam Tuhan. Bersukacita karena Allah mengampuni umat-Nya dan tak akan dihukum lagi. Ada saatnya nanti musuh akan dikalahkan dan umat-Nya akan dikembalikan dari negeri pembuangan beroleh kebebasan di negerinya sendiri. Penyertaan Allah akan nyata dan semakin jelas sepanjang hidup. Walaupun dihukum ternyata hukuman itu adalah wujud kasih Allah, karena semakin terbukti bahwa umat-Nyalah yang tetap menjadi sasaran kasih dan perhatian-Nya. (MT)