Senin 04 September 2023
HIDUP DEKAT DENGAN ALLAH
Bacaan Sabda : Habakuk 2:2-20
“Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.” (Habakuk 2:3-4)
Nabi Habakuk adalah nabi yang hidup dekat dengan Allah, sehingga dalam bernubuat dia berdialog dengan Allah. Walaupun banyak hal yang belum dia pahami, dia terus saja menerima semuanya. Semua hasil dialog itu adalah rencana Allah atas umat-Nya jauh ke depan yang belum terjadi. Allah menyatakan akan tiba saatnya bahwa semua orang jahat akan dimusnahkan karena dunia akan tergoncang, yang tetap tegar dan tak tergoncang hanyalah orang yang hidup setia dalam kebenaran yang terus dengan setia membangun hubungan dengan Allah. Pada suatu saat kejahatan dunia akan sampai pada titik akhir dan umat Allah haruslah menanti saat itu dengan terus membangun iman dan kedekatannya dengan Allah.
Ribuan tahun yang lalu Habakuk telah memberitahukannya kepada umat Tuhan sepanjang zaman bahwa sesungguhnya Allah tetap campur tangan atas perjalanan sejarah dunia. Generasi demi generasi berlalu begitu saja, dan setiap generasi mempunyai pergumulan iman untuk terus hidup membangun hubungan dengan Tuhan. Kematian demi kematian umat Tuhan terjadi, tetapi kematianpun tidak akan mengakhiri kehidupan asal selama hidup terus menjaga dan membangun hubungan dengan Tuhan. Kedatangan dan pengorbanan Kristus membuat arti dan tujuan pergumulan hidup itu semakin jelas, karena dalam Kristus segala pergumulan hidup dalam persekutuan dengan Yesus Kristus Tuhan tidak sia-sia (1 Korintus 15:58).
Kemudian Habakuk dipakai Tuhan untuk menubuatkan Firman abadi dengan berkata “Orang yang membusungkan dada tidak lurus hatinya”. Artinya orang angkuh dan sombong hatinya tidak tertuju kepada Allah atau melawan Allah dan meniadakan keberadaan Allah dalam hidupnya “Tetapi orang benar itu akan hidup oleh percayanya”. Hati orang benar itu lurus karena tertuju kepada Allah. Ketertujuan atau keterarahan kepada Allah itu membuat orang benar hidup oleh percayanya kepada Allah. Walaupun hidup di dunia, berkarya di dunia dan menjadi berkat di dunia, dunia bukanlah tujuannya. Allah yang dikenal dalam Yesus Kristus adalah Bapanya sehingga sukacita terbesarnya adalah hidup dekat dan selalu membangun hubungan dengan Bapanya. Itulah sebabnya hidupnya tak tergoncangkan karena hidup dalam kebenaran. Dalam Yesus Kristus cara hidup menjadi indah dan benar. Dalam Tuhan hidup selamat di luar Tuhan hidup dalam goncangan dan berakhir dengan kebinasaan (5-20) sebab itu tetaplah beriman dalam hidup dan hidupilah imanmu. (MT)