Minggu 03 September 2023
NABI SANG PERANGKUL
Bacaan Sabda : Habakuk 1 – 2:1
“Ucapan ilahi dalam penglihatan nabi Habakuk. Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: “Penindasan!” tetapi tidak Kautolong?” (Habakuk 1:1-2)
Habakuk yang berarti “merangkul” bernubuat sesuai dengan arti namanya merangkul sisa-sisa Yehuda yang masih setia untuk memahami cara Allah untuk menghukum orang-orang Yehuda yang murtad. Walaupun Yeremia rekan sezamannya bernubuat tentang pembuangan Yehuda ke Babel Habakuk justru dipakai Allah bernubuat untuk sedikit sisa-sisa Yehuda yang masih setia. Habakuk sang perangkul ini dalam bernubuat terlibat dalam dialog dengan Allah. Pertanyaan pertama yang diajukan oleh sang nabi adalah tentang keherannya karena menyaksikan Allah seakan-akan membiarkan Yehuda terus hidup dengan kemurtadan dan dosa-dosanya. Allah pun memberi jawaban bahwa Dia akan mengutus orang Babel untuk menghukum Yehuda. Tetapi Habakuk belajar juga mengandalkan Allah dengan pemahaman bahwa Allah sangat mengetahui tindakan yang benar untuk kebaikan umat-Nya.
Habakuk pun memutuskan hidup dengan iman pada cara Allah tanpa mengandalkan konsep berpikirnya dan keadaan serta kenyataan yang dilihatnya. Habakuk pun memilih untuk berdoa dan berteriak kepada Allah walaupun faktanya dia terus saja menyaksikan Allah terus mendiamkan umat-Nya hidup semakin jahat. Habakuk juga terus berdoa walaupun doa-doanya tidak terjawab dengan cepat. Padahal Habakuk berdoa dengan keluhan-keluhan yang didasari hati yang beriman kepada Allah yang benar. Ketika Habakuk tidak paham bahwa Allah akan menghukum Yehuda melalui serangan dan penaklukan Babel, Dia hanya berdoa memohon petunjuk Allah agar dia akhirnya dapat memahami. Itulah sebabnya dia bertanya kepada Allah dan menunggu tindakan-tindakan Allah selanjutnya. Habakuk terus menubuatkan rencana Allah walaupun hal itu bertentangan dengan keinginannya.
Satu hal yang diyakini dan dipahami Habakuk adalah bahwa Allah tidak akan membiarkan Babel memunahkan Yehuda. Allah tidak menutup mata terhadap kejahatan Babel, tetapi juga tidak akan membiarkan umat-Nya terus menerus semakin terpuruk secara moral dan dalam kehidupan beriman mereka sebagai umat pilihan-Nya. Allah menyatakan bahwa Dia berdaulat mengatur dan mengendalikan bangsa-bangsa kepada umat-Nya, agar umat-Nya semakin mengenal Allah sebagai Allah yang berdaulat sehingga semakin tunduk kepada-Nya dan mengikuti rencana-Nya. (MT)