Jumat 29 Desember 2023
KEBAIKAN HATI YESUS
Bacaan Sabda : Lukas 23:1-56
“Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.” (Lukas 23:34-35)
Saat Yesus dibawa untuk disalibkan ada dua kejadian yang sangat bertentangan satu dengan lainnya. Satu adalah kebaikan yang nyata melalui sikap Yesus dalam menghadapi siksaan dan ejekan sedangkan hal lain yang sangat kontradiktif yaitu sikap para penganut agama yang berdiri menyaksikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan atas nama agama.
Tujuh perkataan Yesus (Lukas 23:33-43) di atas kayu salib itu semua menunjukkan sikap hati-Nya, yang sangat baik, sehingga dia tidak mengucapkan kata-kata yang mengandung kemarahan melainkan menyatakan kalimat-kalimat yang menunjukkan hati-Nya yang penuh kasih. Kalimat pertama yang diucapkan adalah doa kepada Bapa-Nya memohon pengampunan atas orang-orang yang menyiksa dan mengejek-Nya. Yesus secara terang benderang menyatakan kebaikan hati-Nya yang sangat limpah dengan pengampunan dan juga penerimaan kepada penjahat yang disalibkan bersama dengan Dia. Mungkin saja sebagian kecil dari orang-orang yang menyaksikan Yesus di atas kayu salib berkomentar : “Terbuat dari apakah hati Yesus ini?”. Tetapi sebagian besar yang menyaksikan penyiksaan terhadap Yesus tentu saja orang-orang berhati jahat sehingga menjadikan penyiksaan yang tidak manusiawi itu menjadi tontonan. Ini cukup jelas membuktikan buruknya hati manusia.
Kejahatan seperti ini sudah biasa disaksikan dalam kekaisaran Romawi yang menjadikan binatang buas memakan manusia terhukum sebagai tontonan. Kejahatan serupa sering juga terjadi dalam masyarakat modern yang menjadikan hal-hal yang tidak manusiawi menjadi tontonan hiburan. Dan melalui sikap Yesus yang menunjukkan kebaikan hati-Nya saat diperlakukan dengan kejam, Dia ingin mengubah keadaan yang sangat buruk ini. Yesus justru menunjukkan sikap kepedulian-Nya saat Dia diperlakukan sangat tidak adil dan tidak manusiawi.
Dampak kehidupan yang dikuasai oleh dosa adalah kondisi hati yang kehilangan kepekaan terhadap penderitaan dan suka menjadikan kejahatan dan dosa menjadi bahan tontonan yang menghibur. Tetapi dampak dari hidup yang dikasihi Yesus adalah kepedulian terhadap penderitaan orang lain dan sukacitanya adalah melihat sesama hidup dalam damai dan kebenaran. (MT)