Minggu 24 Desember 2023
MENCARI YANG TERHILANG
Bacaan Sabda : Lukas 15:1-32
“Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.” (Lukas 15:20-21)
Ada 3 perumpamaan mengenai sikap yang benar terhadap yang hilang atau lebih tepatnya sikap Yesus membuktikan kasih-Nya (Yesus) datang untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang (Lukas 19:10). Berulang-ulang firman Tuhan menyatakan bahwa tujuan utama Yesus datang ke dunia adalah untuk menyelamatkan yang hilang. Allah dan surga bersukacita atas keselamatan seorang berdosa atau dibawanya kepada Allah seorang yang tersesat dan terhilang. Adalah hal yang sangat bernilai tinggi bila seorang percaya mencari yang terhilang dan membawanya kepada Yesus. Semua orang percaya haruslah terus berdoa agar mempunyai hati yang tulus untuk membawa orang berdosa kepada Yesus.
Domba yang hilang, dirham yang hilang dan anak terhilang adalah harta yang sangat berharga yang untuknya Yesus berkorban, jadi bila terhilang haruslah dicari dengan usaha maksimal agar ditemukan untuk tetap menjadi milik Allah di dalam Yesus Kristus. Orang terhilang haruslah menemukan dirinya sebagai orang berdosa yang membuatnya jauh dari Allah sehingga diperbudak oleh dosa. Mereka haruslah merendahkan hati dan datang kepada Allah. Allah adalah Bapa yang baik yang selalu menunggu kedatangan mereka. Allah mempunyai belas kasihan yang dalam kepada para pendosa yang pada umumnya hidup dalam keadaan yang menyedihkan.
Kasih Allah kepada orang berdosa begitu besar sehingga Dia akan selalu bersedia menunggu kedatangan mereka kepada-Nya. Bila orang berdosa dengan hati yang tulus datang kepada Yesus, maka mereka pasti diterima, diampuni dan diselamatkan. Sama seperti anak terhilang diterima oleh bapanya dan kembali diterima menjadi anaknya. Terhilang bukanlah kata akhir bagi para pendosa, melainkan hanyalah merupakan status yang dapat diperbaiki. Terhilang hanyalah posisi sementara, sebab kalau yang terhilang itu datang kepada Bapa, dia akan dikembalikan kepada posisinya sebagai anak. Anak terhilang disamakan dengan domba yang tersesat (1 Petrus 2:25; Yesaya 53:6). Jadi sudah pasti yang tersesat itu sulit untuk kembali kepada jalan yang benar tetapi bukan berarti tidak bisa. Seperti anak terhilang sadar akan dosanya, domba tersesat pun haruslah sadar akan ketersesatannya agar kembali kepada jalan yang benar. (MT)