Kamis 21 Desember 2023
KEBENARAN BUAT ORANG RENDAH HATI
Bacaan Sabda : Lukas 10-11
“Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.” (Lukas 10:21)
Setelah tujuh puluh orang murid Yesus yang diutus berdua-dua itu kembali dari penginjilan, mereka melaporkan hasil penginjilan kepada Yesus. Para utusan memberi laporan yang sangat menggembirakan, yaitu menaklukkan setan-setan bukanlah oleh kuasa mereka sendiri, tetapi adalah oleh kuasa Yesus. Kemudian Yesus memperingatkan agar para murid jangan menjadikan keberhasilan mereka menjadi sumber sukacita tetapi keselamatan dan arah hidup serta kepastian hidup menuju surgalah yang menjadi sumber sukacita.
Selanjutnya Yesus mewujudkan sukacita-Nya melalui doa syukur dalam Roh Kudus kepada Bapa. Melalui doa syukur ini Yesus secara tegas memberi penjelasan keunikan hubungan-Nya dengan Roh Kudus dan Bapa. Yesus, Roh Kudus dan Bapa adalah tiga pribadi yang Esa, tak terpisahkan walaupun faktanya ada tiga. Tetapi Alkitab tak pernah mengatakan bahwa Allah ada tiga tetapi selalu secara tegas mengatakan Allah itu adalah Allah yang Maha Esa. Ke-Esa-an Allah itu tentu saja tak dapat disamakan dengan ukuran satuan kebendaan. Ukuran satuan antar benda yang satu dengan benda yang lain saja berbeda-beda, seperti satuan untuk benda cair berbeda dengan benda padat, satuan untuk kertas berbeda dengan satuan untuk buah. Jadi tidak perlu bingung bila berbicara mengenai ke-Esaan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Ada hal yang sangat penting dalam pernyataan Yesus melalui doa syukur-Nya ini. “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa,… karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil”. Dalam hal ini Yesus menjelaskan bahwa Bapa mengaruniakan pengertian kebenaran rohani bukan kepada orang yang merasa diri bijak dan pandai tetapi kepada orang yang rendah hati di hadapan Allah. Biasanya orang yang merasa diri cukup bijak dan cerdas mempunyai kecenderungan mempertanyakan kebenaran firman Tuhan dengan pengetahuannya yang dianggap mumpuni sehingga dijadikan sebagai landasan untuk menerima atau menolak kebenaran firman Tuhan. Setiap orang yang menjadikan kecerdasan dan pengetahuannya sebagai standar untuk menentukan kebenaran sehingga menolak kebenaran firman Tuhan akan tersisih dari persekutuan dan pengenalan akan Allah. (MT)