Senin 11 Desember 2023
YESUS YANG BANGKIT DARI KEMATIAN
Bacaan Sabda : Markus 16:1-20
“Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.” (Markus 16:14)
Kebangkitan Yesus bukanlah sesuatu yang dirahasiakan tetapi sudah diberitahukan kepada murid-murid-Nya bahkan sebelum kematian-Nya. Setelah bangkit Dia pun menyatakan diri berulangkali kepada murid-murid-Nya. Bukan hanya menyatakan diri tetapi berkomunikasi secara langsung bahkan makan bersama. Tetapi seandainya Yesus menyatakan diri-Nya kepada penyiksa dan pembunuh, serta para penghina-Nya tidak tahu apa yang terjadi. Berdasarkan pemikiran sederhana logikanya mereka akan langsung percaya dan mohon ampun. Yesus memilih bahwa Dia menyatakan diri kepada murid-murid-Nya. Pilihan Yesus tidak mungkin salah. Faktanya penjaga kuburan Yesus yang menyaksikan langsung kebangkitan Yesus sangat mudah disogok agar menyebarkan berita bohong. Jadi sudah pasti pilihan Yesus sudah baik, benar dan tepat.
Cara Yesus menyatakan diri berulang-ulang kepada murid-murid-Nya juga adalah tepat karena tujuan-Nya adalah supaya murid-murid-Nya berproses mempunyai pengakuan dan iman yang mengakar dan mendalam kepada Yesus. Dalam berkomunikasi dengan murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka karena tidak segera percaya mendengar berita kebangkitan Yesus dari teman-teman yang lebih dulu bertemu dengan Yesus yang bangkit. Dalam hal ini Yesus masih menyempatkan diri-Nya sebagai Guru Ajaib untuk mengajar murid-murid-Nya. Walaupun Yesus mencela tetapi tetap menyertai proses penguatan iman murid-murid-Nya, sebelum Dia memberi amanat agung kepada mereka. Mencela kelambanan para murid adalah bagian dari pendidikan Yesus untuk mendewasakan iman murid-murid, dalam pengertian Yesus sengaja mencela agar murid-murid-Nya terpacu untuk belajar semakin mempunyai iman yang mengakar kepada Yesus, Yesus melihat bahwa para murid sudah semakin siap menerima tongkat estafet dari Yesus barulah Yesus memberikan amanat agung kepada murid-murid-Nya.
Perintah untuk memberitakan Injil adalah hal utama yang harus dilaksanakan para murid sehingga perintah disertai dengan janji sebagai bukti bahwa pemberita Injil bukanlah bekerja atas nama diri sendiri tetapi dalam nama Yesus Kristus. Penyertaan Yesus terbukti melalui tanda mujizat yang menyertai berita sukacita itu. (MT)