Selasa 05 Desember 2023
YESUS TIDAK TERJEBAK
Bacaan Sabda : Markus 12:1-27
“Jawab Yesus kepada mereka: ”Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.” (Markus 12:24-25)
Berulang kali orang Farisi dan ahli taurat menjebak Yesus melalui pertanyaan agar Yesus memberi jawaban sebagai petunjuk bahwa Dia tidak taat atau melanggar hukum taurat. Tetapi Yesus memberi jawaban bahwa sesungguhnya Yesus justru menggenapi hukum taurat, sekaligus menunjukkan kepada Farisi dan ahli taurat bahwa merekalah yang salah dalam hal menerapkan hukum taurat itu dalam hidup sehari-hari.
Kemudian kelompok Herodian sebagai kelompok yang sangat berpihak kepada pemerintah Herodes sebagai pemimpin daerah yang ditunjuk pemerintah Romawi mencobai Yesus mengenai sikap-Nya tentang membayar pajak kepada kaisar. Orang Herodian bertanya tentang boleh atau tidak membayar pajak kepada kaisar. Yesus memberi jawaban yang sangat bijaksana dengan berkata “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. Dari jawaban Yesus ini menjelaskan bahwa warga kerajaan Allah yang baik harus juga menjadi warga negara yang baik.
Kelompok Saduki adalah merupakan kelompok yang cukup liberal pada zamannya yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati karena mereka menganggapnya sangat tidak logis. Mereka sedikit memberi sindiran kepada Yesus dengan menyatakan bila seorang beristri beberapa kali karena istri-istrinya meninggal bagaimanakah rumah tangga mereka setelah kebangkitan? Masakan nanti di surga berpoligami? Kalau tetap mempertahankan monogami siapakah yang menjadi isrtinya? Yesus secara tegas menyatakan bahwa orang Saduki gagal paham dan cacat logika karena menyamakan kehidupan di bumi kini dengan kehidupan setelah kebangkitan. Kehidupan setelah kebangkitan tidak ada lagi perkawinan karena kehidupan sudah seperti malaikat. Tetapi hal ini bukan berarti suami istri kehilangan identitas dan hubungan khusus mereka saling mengenal. Justru hubungan lebih kudus dan mendalam dengan pasangan. Tetapi hubungan menjadi bersifat rohani terbebas dari nafsu birahi karena tidak lagi dipengaruhi hidup suami istri di bumi melainkan hubungan suci nan abadi dalam indahnya kehidupan surgawi. (MT)