Kamis 26 Mei 2022
MEMPERJUANGKAN PILIHAN
Bacaan Sabda : Ulangan 30:11-20
“Dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.” (Ulangan 30:20)
Untuk mempertegas janji-janji Allah sebelumnya Musa dpakai Allah untuk mengajak umat Allah membuat pilihan dan berpegang teguh kepada pilihannya firman Tuhan kepada umat “Aku memperhadapkan kepadamu hari ini kehidupan dan kematian, keberuntungan dan kecelakaan, berkat dan kutuk, lanjut usia atau pendek usia”. Allah memberi kebebasan kepada umat-Nya untuk menentukan pilihannya dan berjuang untuk mempertahankan dan membangun pilihannya dalam hidup sehari-hari. Bila memilih kehidupan, berkat, keberuntungan, usia lanjut berarti mengasihi Tuhan dan taat Firman. Terkesan faktor hukum deuteoronomi betul sulit dipahami, tetapi firman Tuhan adalah kebenaran mutlak, bila kita salah memahami bukan firman-Nya yang salah, tetapi keterbatasan kitalah untuk menangkap pesan dan kebenaran Firman itu. Jadi perlu terus belajar dan tetap setia agar pada waktunya kita sampai pada kesimpulan, Amin, puji Tuhan, Dia adalah kebenaran sejati yang tidak mungkin salah.
Sejak penciptaan manusia pertama Allah menciptakan manusia segambar dengan-Nya. Kesegambaran itu dibuktikan-Nya melalui pemberiannya kepada manusia kehendak bebas. Artinya manusia diberi kebebasan untuk menentukan hidup melalui pilihannya. Dalam hal ini Musa mengingatkan umat untuk menentukan pilihannya secara tepat dan benar serta memotivasi umat untuk memilih kehidupan dan berkat. Walaupun demikian umat tetap diberi ruang yang luas untuk menentukan pilihannya melalui kehendak bebasnya tanpa intervensi. Umat yang memilih kehidupan dan berkat diperintahkan mengasihi Allah dan mentaati firman-Nya, ini perintah dan bukan lagi pilihan. Mengasihi Allah berarti membangun hubungan dengan Allah yang panduannya adalah firman-Nya. Jadi taat Firman adalah kunci utama terciptanya hubungan intim dengan Allah.
Dalam perjuangan mentaati firman-Nya selalu menemukan diri tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk mentaati firman. Itulah sebabnya umat Israel memberi atau mempersembahkan korban perdamaian untuk mengakui ketidakmampuan mereka mentaati Firman. Ini adalah sikap berserah mereka kepada Allah. Bagi kita umat Perjanjian Baru sikap berserah kepada Allah adalah beribadah, sujud menyembah Allah. Karena tanpa ibadah dan penyembahan kepada Allah sudah dipastikan tak mungkin mengalam hubungan intim dengan Allah. Itulah sebabnya Allah tak pernah menyatakan bahwa keselamatan adalah upah ketaatan kepada Firman. Keselamatan adalah anugerah Allah dan ketaatan kepada Firman bukanlah syarat keselamatan melainkan sebagai rasa syukur karena sudah memperoleh keselamatan. (MT)