Senin 16 Mei 2022
MONOGAMI VS POLIGAMI
Bacaan Sabda : Ulangan 21:1-23
“Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki baginya, baik isteri yang dicintai maupun isteri yang tidak dicintai, dan anak sulung adalah dari isteri yang tidak dicintai” (Ulangan 21:15)
Mempunyai 2 orang istri adalah penyimpangan serius dalam hidup pernikahan. Itulah sebabnya sejak semula Allah telah memberi pesan monogami melalui pernikahan manusia pertama. Hanya ada Hawa seorang untuk Adam seorang. Bila kemudian manusia mempraktekkan poligami adalah kegagalan untuk memahami pesan Allah dan juga adalah sikap sengaja memberontak kepada pesan Allah. Bila seorang berpoligami atau dua istri firman Tuhan menjelaskan bahwa seorang dicintai dan yang seorang tidak dicintai. Dalam hal ini Allah menciptakan manusia laki-laki dengan kemampuan mencintai seorang istri walaupun berpotensi melampiaskan seksnya atau nafsu sesksualnya kepada beberapa orang perempuan. Jadi sangatlah jelas seorang laki-laki sejati tidak diukur dari potensi melampiaskan nafsu seksualnya melainkan diukur dari kemampuan menguasai nafsu seksualnya. Alkitab dengan tegas mengatakan bila seorang laki-laki beristri 2 orang maka seorang dicintai dan seorang tidak dicintai. Yakub adalah seorang pria yang memberi contoh dalam hal mempunyai 2 orang istri. Lea adalah istri yang tidak dicintai sedangkan Rahel adalah istri yang dicintainya. Walaupun Yakub tidak mencintai Lea tetapi dia ternyata mempunyai anak dari Lea yang tidak dicintainya.
Dari kasus Yakub yang berpoligami sudah cukup jelas bahwa berpoligami selalu berdampak terjadinya hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga. Fakta terjadinya poligami pada zaman leluhur adalah merupakan kesalahan dalam membangun sebuah rumah tangga. Karena sejak awal Allah tidak membenarkan praktek poligami. Allah yang menciptakan manusia itu mengenal manusia dengan sempurna, sehingga Allah hanya mengijinkan monogami (Kejadian 2:24). Bila manusia memaksakan kehendaknya berpoligami dia tidak akan bahagia karena akan mengakibatkan hubungan ketegangan dan disharmonis ini biasanya akan berkelanjutan pada generasi-generasi berikutnya, walaupun Allah tidak membenarkan poligami, Dia tetap memberi pedoman untuk mengatur pernikahan poligami yang sudah terjadi dan akan selalu terjadi karena kekerasan hati manusia. Allah mengatur penyandang hak kesulungan dari 2 istri, karena hak kesulungan sangat penting bagi umat Israel, paling tidak mendapat 2 bagian dari warisan yang diperoleh dari ayahnya. Anak yang memperoleh hak kesulungan adalah anak dari istri yang tidak dicintainya. Dalam hal ini Allah mencegah poligami dan perlakuan yang tidak adil kepada istri yang tidak dicintai. (MT)