Minggu 15 Mei 2022
PENYERTAAN ALLAH
Bacaan Sabda : Ulangan 20:1-20
“Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan engkau melihat kuda dan kereta, yakni tentara yang lebih banyak dari padamu, maka janganlah engkau takut kepadanya, sebab TUHAN, Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir, menyertai engkau. Apabila kamu menghadapi pertempuran, maka seorang imam harus tampil ke depan dan berbicara kepada rakyat” (Ulangan 20:1-2)
Musa tak henti-hentinya mengingatkan penduduk umat pilihan bahwa memasuki negeri Kanaan mereka harus siap berperang. Peperangan pertama adalah menghalai bangsa-bangsa yang sudah menduduki tanah perjanjian. Dalam hal ini mereka sudah medapat jaminan menang karena Allah berperang bagi umat-Nya. Tetapi Allah tetap memberi hukum, syarat dan aturan untuk berperang bagi umat-Nya. Syarat penting adalah tak boleh takut walaupun harus menghadapi bangsa yang lebih kuat dengan perlengkapan penting yang lebih lengkap dan canggih. Hal itu sangat penting karena yang paling mengalahkan dalam peperangan dan perjuangan adalah ketakutan.
Kemudian imam harus tampil di depan sebagai penasehat perang. Dalam hal ini yang penting adalah memahami pentingnya doa dan firman Tuhan yang memberi keberanian dan memotivasi untuk terus maju dan berjuang. Kemudian ada orang-orang yang tidak harus ikut berperang antara lain mereka yang mau menempati rumah baru, yang baru panen anggur dari kebun yang baru dan yang baru memasuki hidup berumah tangga. Mereka tidak harus ikut berperang karena di medan tempur pastilah hati dan tekad mereka tidak fokus untuk berperang.
Kemudian perang haruslah tetap menjadi pilihan terpaksa dan terakhir dalam menyelesaikan pertikaian antar bangsa. Jadi sebelum berperang perlu mengadakan pendekatan dan dialog untuk menawarkan perdamaian. Dan kalau ada kata sepakat perdamaian maka bangsa yang mau berdamai itu haruslah siap menjadi pekerja rodi bagi umat Israel. Hal inilah yang nantinya akan dipakai oleh umat Israel membiarkan bangsa tertentu menetap di negeri Perjanjian. Bila harus berperang maka bangsa yang dikalahkan harus ditumpas habis, dihalau dan segera milik mereka dijarah. Hal itu dilakukan supaya bangsa itu tidak punya kesempatan mengajar umat Israel melakukan kekejian seperti yang mereka lakukan karena berdampak dengan penyembahan berhala (ayat 18). Dalam terang Injili maka kerajaan Allah tidak boleh diperluas melalui kekerasan dan perang. Ketika Yesus diperlakukan dengan tidak adil Yesus segera melarang Petrus menggunakan pedangnya. Walaupun dalam perkembangan gereja sering menggunakan istilah militer bukan dalam hal perjuangan dan disiplin kehidupan. Betul ada peperangan tetapi bukanlah peperangan fisik melainkan peperangan rohani, yang diperangi bukanlah penguasa manusia melainkan penguasa di udara atau roh duniawi dan iblis. (MT)