Senin 09 Mei 2022
PERSEPULUHAN DAN BERSUKACITA
Bacaan Sabda : Ulangan14:1-29
“Dan haruslah engkau membelanjakan uang itu untuk segala yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau minuman yang memabukkan, atau apa pun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau makan di sana di hadapan TUHAN, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi rumahmu” (Ulangan 14:26)
Ulangan pasal 14 ini boleh dikatakan memuat ayat yang sangat sukar dipahami, karena memuat ayat yang menganjurkan melakukan hal-hal yang dilarang sebelumnya. Jadi sangat perlu berhati-hati untuk memahaminya.
Pertama adalah tentang persepuluhan ayat 23. Di sini ada anjuran untuk memberi persembahan persepuluhan yang biasanya dipersembahkan untuk para imam dan suku Lewi yang bertugas menyelenggarakan ibadah dan pengorbanan. Tetapi dalam ayat ini justru ada perintah untuk memakan persepuluhan dari gandum, anggur, minyak dan anak sulung lembu kambing dan domba. Kalau diartikan maka dari hasil tertentu justru umat berhak mengkonsumsinya. Hal itu berarti persepuluhan tidak mutlak dipersembahkan tetapi sebagian untuk diri sendiri. Perintah ini sebenarnya adalah mencegah agar persepuluhan jangan terperangkap kepada hukum hitung-hitungan tetapi tetap berdasar pada kasih kepada Tuhan dan kerelaan hati dalam hal mempersembahkan persepuluhan. Mungkin perintah ini datang karena umat sudah mulai salah paham terhadap persembahan persepuluhan. Persepuluhan telah menjadi hukum yang wajib kalau tidak dilakukan dengan hitung-hitungan yang tepat telah dinyatakan sebagai dosa atau peraturan yang kaku tanpa mempertimbangkan nilai kasih dan kerelaan untuk memberi. Bahkan ada hamba-hamba Tuhan yang sangat ringan menyatakan bila tak memberi persepuluhan berarti mencuri milik-Nya Tuhan. Itulah sebabnya perintah baru dikeluarkan bahwa semua umat Tuhan dapat menikmati atau menggunakan sebagian persembahan persepuluhannya.
Kedua adalah tentang perintah meminum anggur yang memabukkan yang sebelumnya dilarang dengan tegas sehingga terkesan plin-plan. Perintah ini dihubungkan dengan anjuran agar tetap bersukacita bersama dalam keluarga. Sukacita yang dimaksud adalah sukacita memuji dan menyembah Tuhan. Dalam hal ini sesungguhnya adalah agar umat bersukacita dengan sikap penguasaan diri penuh. Walaupun meminum anggur yang memabukkan tetap mampu membatasi diri sehingga tidak sampai mabuk. Kemudian perlu juga dipertimbangkan bahwa perintah utamanya adalah bersukacita dalam memuji dan menyembah Tuhan. Sebab itu haruslah selalu bersikap takut dan taat kepada Tuhan. Jadi kalaupun diberi kesempatan untuk melanggar perintah Tuhan sudah pasti tidak akan melakukannya. Jadi perintah ini bukanlah menuntut untuk ditaati melainkan memberi kebebasan untuk mentaati perintah Tuhan sebelumnya atau tidak mentaatinya. (MT)