Kamis 05 Mei 2022
PENGEMBARAAN ISRAEL, MUJIZAT ALLAH
Bacaan Sabda : Ulangan 7 – 8
“Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini”. (Ulangan 8:3-4)
Ulasan Musa mengenai fakta pengembaraan umat Israel adalah merupakan karya Allah yang nyata dalam catatan sejarah umat-Nya. Ada 2 hal yang diulang agar umat-Nya dapat memaknainya dengan baik:
Hal pertama adalah mengenai manna, roti yang diturunkan Allah menjadi makanan umat Israel selama pengembaraan. Diawali dengan peristiwa Allah mengijinkan umat-Nya kelaparan karena tidak ada lagi bahan makanan yang dapat mereka makan. Sumber daya bumi dan sumber daya manusia betul-betul sudah habis. Sangat wajar bila umat Israel menuntut untuk diberi makan. Dan pada saat itulah Allah mulai menurunkan roti dari langit atau manna menjadi makanan utama orang Israel selama pengembaraan. Sesungguhnya manna itu dapat diartikan sebagai hasil dari perkataan Allah yang memberi penjelasan bahwa manusia hidup bukanlah semata-mata karena kebutuhan jasmaniahnya tercukupi. Ada juga kalanya Allah mengijinkan bahwa manusia bukan hanya hidup secara jasmani, tetapi ada juga manna surgawi yang menghidupi rohani manusia. Ada juga faktor yang diijinkan Allah terjadi untuk melatih umat-Nya agar mengingat kepada Allah. Karena faktanya sering juga umat-Nya melupakan Allah dikala semuanya berjalan dengan nyaman dan umat-Nya hidup dalam kemakmuran. Padahal saat semuanya baik adanya adalah bagian dari berkat Allah. Karena Tuhanlah yang memberi hikmat Allah dan kekuatan kepada umat-Nya untuk mencapai kemakmuran (Ulangan 8:18). Fakta manna yang turun dari langit adalah bukti campur tangan Allah dalam menghidupi umat-Nya secara menyeluruh.
Hal kedua adalah fakta pakaian dan sepatu tidak menjadi buruk di kaki dan tubuh mereka selama 40 tahun. Fakta mujizat ini bukanlah hal isapan jempol belaka. Tetapi hal itu memang terjadi dan sejarah mencatatnya. Musa mengulasnya kembali untuk mengarahkan umat Israel agar hati dan pikiran mereka tertuju kepada tindakan Allah. Selama pengembaraan hal itu sudah sangat terbiasa bagi umat Israel. Tetapi menjelang tahun ke 40, Musa mengajak umat mengevaluasi fakta tindakan Allah dalam menuntun mereka selama pengembaraan. Allah mencukupkan sandang, pangan dan papan satu bangsa dalam waktu yang lama walaupun mereka tidak mengolah lahan sebagai sumber kebutuhan. Allah menolong mereka. Jadi pengembaraan Israel adalah mujizat yang cukup menyenangkan untuk disimak. (MT)