Jumat 29 Januari 2021
BAIK – ALLAH SUMBER KEBAIKAN
Baik : – Hanya Allah – Sumber kebaikan – Standar kebaikan
Bacaan sabda : Markus 10:17-27
Yakobus 1:16-17 “Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.”
Pemuda yang sangat sukses rupanya belum puas oleh perolehan materi yang sangat banyak karena sebagai pemuda Yahudi yang sangat agamis dia tahu bahwa segala sesuatu yang materi tidak abadi. Sebagai penganut agama Yahudi, pemuda sukses ini rupanya tidak cukup nyaman dan tenang bila hanya penganut agama saja, dia masih terus mencari sesuatu yang pasti. Pemuda sukses ini adalah salah satu dari orang banyak yang selalu ikut mendengarkan ajaran Yesus termasuk ajaran Yesus pada suatu seminar kehidupan akbar, khotbah di bukit. Rupanya pemuda sukses ini tidak puas hanya mendengar Yesus dari kejauhan sehingga dia mencari kesempatan untuk langsung berdialog dengan Yesus. Dia pun datang dengan sikap yang sangat hormat untuk menanyakan sesuatu yang sangat penting kepada Yesus: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Yesus justru mengkritik pemuda sukses ini dengan jawaban “Mengapa engkau mengatakan Aku baik? Hanya Allahlah yang baik”.
Dalam hal ini Yesus tidak menyangkal pengakuan pemuda sukses ini akan diri-Nya yang baik Yesus ingin menasehatinya supaya berhati-hati menyimpulkan seseorang itu orang baik. Sebab sebaik apapun perbuatan manusia tidak layak disebut “baik”, karena hanya Allah lah satu-satunya yang baik. Allah itu baik karena Ia baik bukan karena hasil penilaian manusia. Yesus ingin menyatakan kepada pemuda sukses tersebut, kalau kau masih memandangku sebagai manusia maka kata “baik” itu belum sepenuhnya tepat. Pemuda sukses pendamba hidup kekal itu tidak cukup baik untuk memperoleh hidup kekal bila bersumber dari kebaikannya sebagai seorang yang melakukan hukum taurat. Bahkan dengan menjual segala miliknya untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin pun belum cukup, karena harus ditindaklanjuti dengan datang kepada Yesus. Kebaikannya yang praktis pun belum cukup karena amal dan perbuatan baik tidak memadai untuk memperoleh hidup kekal, karena kebaikan sendiri saja bukanlah syarat. Kebaikan hanyalah merupakan dampak dari hidup yang datang berserah dan percaya kepada Yesus. Sebab kebaikan yang berdampak atau bernilai kekekalan adalah kebaikan yang datang dari sumber yang kekal. Seperti yang dinyatakan oleh Yakobus bahwa sumber kebaikan dan anugrah yang kekal itu datang dari Allah. Jadi mari kita pastikan segala sesuatu kebaikan atau perbuatan baik yang kita lakukan adalah bersumber dari Allah atau dampak kedekatan hidup dengan Allah di dalam Yesus Kristus.(MT)
Kebaikan sejati bersumber dari Allah dan ada karena hubungan akrab dengan Allah.