Minggu 03 Januari 2021
ADIL – TSEDAQA – JUJUR TSEDAQA
Adil : – Tsedaqa – Jujur – Menghakimi
Bacaan Sabda : Ulangan 16:18-20
Lukas 23:41 “Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”
Adil dalam kata Ibrani Tsedaqa berbicara tentang ketulusan dan kejujuran. Bila seseorang bekerja dengan tulus dan jujur maka perlu diberi ganjaran berupa upah. Dalam Kejadian 30 dikisahkan tentang Yakub yang bekerja dengan jujur sebagai gembala yang menggembalakan domba-domba Laban mertuanya. Yakub bekerja dengan jujur dalam waktu yang cukup lama, tetapi Laban mertuanya diam saja tanpa pernah mengatakan akan memberi sesuatu atas pekerjaannya sebagai gembala. Yakub pun mengatakan kepada mertuanya tentang kejujuran dalam bekerja. Kejujuran (Tsedaqa) ini perlu diganjar biar tercipta keadilan.
Dalam kisah Ayub pun, sering Ayub menyatakan bahwa dia sudah hidup jujur di hadapan Allah tetapi mengapa dia harus menderita. Dalam hal ini Ayub tidak berani menuntut keadilan hanya saja dia menyatakan dia sudah hidup jujur. Ayub tidak menuntut keadilan karena dia sangat meyakini dan mengakui keadilan Allah. Ayub hanya berusaha hidup jujur (Tsegaqa) dan dia sudah menikmati hasil dari kejujurannya menjadi orang saleh dan takut kepada Allah. Ayub juga menikmati pencapaian. Bila dia menderita dan kehilangan semua pencapaiannya adalah hal yang dipertanyakan dan terus dihadapi.
Dalam Ibrani 12:29 dinyatakan bahwa umat Tuhan hidup dalam kerajaan yang tak tergoncangkan. Sebab itu bila kesulitan datang tetaplah hidup bersyukur tanpa mempertanyakan keadilan Allah, karena keadilan Allah yang menghukum diibaratkan seperti api yang menghanguskan. Dalam hal ini keadilan Allah kepada umat-Nya adalah untuk meneguhkan. Artinya umat yang jujur diadili supaya semakin saleh. Kata Yunani untuk tsegaqa adalah dikaiosune yang biasanya diterjemahkan “kebenaran” dan “keadilan”. Pencampuran kebenaran dan keadilan ini bertujuan untuk menyatakan bahwa orang benar sama dengan orang adil. Orang yang hidup benar tak perlu lagi diadili. Rasul Paulus sering menyebut orang percaya adalah orang benar dan orang kudus dalam pengertian karena dibenarkan dan dikuduskan Allah oleh penebusan Yesus Kristus. Itulah sebabnya orang percaya tak masuk lagi dalam penghakiman dan pengadilan Allah. Orang yang disalibkan bersama Yesus mengatakan kepada temannya yang juga disalibkan bersama Yesus. Kita selayaknya dihukum, karena mendapat balasan yang setimpal. Dia memahami konsep keadilan, orang bersalah layak dihukum dan Yesus yang tak bersalah seharusnya tak dihukum. Tetapi pada saat itu juga Yesus menghisabkannya sebagai orang yang dibenarkan. (MT)
Orang percaya adalah orang benar karena dibenarkan Allah supaya tetap jujur dan tak perlu diadili.