Jumat 31 Mei 2019
ANTARA SUKSES DAN INTEGRITAS
Yosua 13 – 14; Ayub 27; Kisah Para Rasul 11:19-30
Ayat Mas / Renungan
Ayub 27:3-5 “selama nafasku masih ada padaku, dan roh Allah masih di dalam lubang hidungku, “maka bibirku sungguh-sungguh tidak akan mengucapkan kecurangan, dan lidahku tidak akan melahirkan tipu daya. “Aku sama sekali tidak membenarkan kamu! Sampai binasa aku tetap mempertahankan bahwa aku tidak bersalah.”
Sangat mudah menemukan hamba Tuhan yang diurapi dan dipakai Allah pada akhir zaman ini. Tidak sedikit pendeta yang mempunyai karunia yang melengkapi karunia yang melengkapi penggembalaan dan kepemimpinannya. Terkadang kita terkagum-kagum karena betapa mudahnya mereka menghimpun anggota gereja untuk digembalakan sebagai jemaat lokal. Tetapi ada suatu hal yang sulit ditemukan pada akhir zaman ini. Suatu hal yang dimaksud adalah sosok seorang pemimpin atau hamba Tuhan yang berintegritas. Karena kenyataannya sosok yang kita kagumi tahun ini, ternyata tahun berikutnya ceritanya sudah lain. Terkadang justru keberhasilan telah mampu merusak karakternya.
Dalam kasus tokoh yang lain justru tekanan hidup telah mampu merusak karakternya. Dalam kasus tokoh yang lain justru tekanan hidup telah mampu membuka topeng yang sudah sangat lama dipakai. Mungkin saja pendapatku ini salah mengangkat seorang penginjil Billy Graham menjadi sosok seorang hamba Tuhan yang berintegritas. Tetapi pada suatu kesempatan seseorang menanyakan kepadanya akan hal yang utama dalam hidupnya. Penanya sudah mempunyai pendapat bahwa yang paling penting bagi seorang penginjil Billy Graham adalah pertobatan banyak jiwa atau gereja lokal yang bertumbuh secara pesat karena jiwa-jiwa baru banyak dimenangkan bagi Kristus. ternyata jawabannya adalah integritas.
Bagi seorang Billy Graham memenangkan jiwa adalah sesuatu yang sangat penting. Tetapi ternyata memenangkan diri sendiri bagi Kristus menjadi seorang yang berintegritas adalah hal yang utama. Ayub adalah sosok teladan dalam hal ketabahan, keyakinan, kesetiaan kepada kebenaran. Tekadnya teguh dan kuat untuk mempertahankan integritasnya. Yakobus menampilkan tokoh Ayub ini sebagai sosok yang tabah dalam menghadapi pencobaan (Yakobus 5:11). Dalam hal ini Yakobus yang memang mengedepankan integritas menginginkan agar semua umat Allah menyatakan iman melalui perbuatannya. Sama seperti Ayub yang terus setia dan tulus memelihara hati nurani murni di hadapan Allah dan sesama. Suatu pernyataan tegas Ayub adalah menjaga bibirnya agar tetap mengucapkan kebenaran sesuai firman Allah. Dia akan terus berjuang untuk menggunakan bibirnya mengucap kebenaran sejati. Tentu ada alasan kuat berdasarkan pengalaman pahitnya mengucapkan yang salah tentang Allah tetapi dia tidak melakukan itu. Sampai kematian pun mengancamnya tetap dia menjaga kata dan perilakunya agar tidak berlaku salah kepada Allah dan sesama. Ayub membuktikan integritasnya melalui sikap setianya kepada Allah. (MT)
Yang sukses banyak yang karismatik juga banyak sebab itu jangan puas sukses saja tetapi jadilah berintegritas.