Sabtu 25 Mei 2019
MENGABDI DENGAN SETIA
Yosua 1 – 2; Ayub 21; Kisah Para Rasul 8:26-40
Ayat Mas / Renungan
Yosua 1:5-6 “Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan…”
Nama Kitab ini merupakan tokoh utama dalam Kitab ini. Dia adalah pemeran utama yang melanjutkan kepemimpinan Musa memasuki negeri perjanjian. Dia adalah Yosua yang sudah mengerti sejarah keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Yosua hidup pada akhir penindasan di Mesir. Dia menyaksikan sepuluh tulah Allah kepada Mesir memaksa Firaun agar memberi kebebasan bagi bangsa pilihan Allah itu keluar dari Mesir. Dia betul-betul menikmati paskah pertama dan dasyatnya pengalaman menyeberangi laut Merah. Dia menyaksikan semua peristiwa adikodrati yang terjadi oleh kuasa Allah selama kurang lebih 40 tahun pengembaraan umat Israel di padang gurun. Dia sendiri pulalah yang mendampingi Musa ke gunung Sinai menerima hukum Taurat yang diberikan Allah kepada umat-Nya melalui Musa. Dia betul-betul menunjukkan pengabdiannya dalam pimpinan Musa. Yosua juga jelas menunjukkan kasih dan pengabdiannya kepada Allah. Dia belajar banyak dari Musa cara tepat dan benar menghargai kehadiran Allah yang kudus dalam hidup pribadinya dan di tengah komunitas umat pillihan Allah. Dengan sangat akurat Yosua menulis mengenai kesetiaan Allah pada umat-Nya. Nama Yosua artinya adalah Tuhan menyelamatkan atau Tuhan adalah keselamatan.
Nama yang sama dengan Yesus. Bila Yosua menuntun umat ke tanah perjanjian Kanaan maka Yesus menuntun orang percaya ke negeri perjanjian sorga yang kekal. Janji Allah kepada Yosua “Aku menyertai engkau Aku tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau” adalah komitmen Allah kepada semua orang percaya yang terus menerus berjuang mempertahankan dan memaksimalkan iman. Yosua sangat yakin janji Allah tetapi dikuatkan pula oleh penumpangan tangan Musa sebagai tindakan praktis pemberian tongkat estafet kepada Yosua menggantikannya memimpin umat Allah. Yosua bukanlah seorang pemimpin yang tiba-tiba muncul karena karismanya yang hebat. Tetapi dia adalah pemimpin yang terbentuk melalui proses panjang dalam gemblengan pemimpin hebat Musa. Bertahun-tahun Yosua telah menunjukkan kesetiaan hidupnya sebagai umat beriman. Dia menunjukkan pribadi yang kaya visi dan mempunyai keberanian dalam menghadapi setiap rintangan. Yosua adalah pribadi yang taat Firman dan tekun berdoa. Dan pada saat dia menerima tongkat estafet dari Musa, dia adalah abdi Allah yang penuh dengan Roh (Ulangan 34:9). Jadi sudah sangat jelas bahwa saat seorang pemimpin berproses dengan benar selalu berada dalam tuntunan Roh Kudus. (MT)
Pemimpin yang baik lahir dari displin dan pengabdian yang setia.