Jumat 24 Mei 2019
KEPUTUSAN ALLAH
Ulangan 33 – 34; Ayub 20; Kisah Para Rasul 8:2-25
Ayat Mas / Renungan
Ulangan 34:5-7 “Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. “Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.“Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.”
Musa adalah seorang yang mengetahui waktu dan tempat kematiannya secara tepat. Allah menyuruh Musa menaiki gunung Nebo untuk memandang Kanaan setelah itu, disitu dia akan mati. Sebelum naik ke gunung Musa menyempatkan diri memberkati suku-suku Israel kemudian dengan damai sejahtera dia melangkah ke tempat yang sudah ditetapkan Allah menyongsong kematiannya. Pesannya sangat kuat untuk kita menjelaskan bahwa bila hidup bersekutu dengan Allah tidak ada sedikit pun rasa takut menghadapi kematian. Sendirian Musa melangkah tanpa didampingi oleh seorang pun dari ratusan ribu rakyat yang dikasihinya. Dia memasuki kesunyian setelah puluhan tahun hidup dalam keramaian hiruk pikuk persungutan yang berkepanjangan dan berulang-ulang. Musa mati bukan karena menderita sakit, bukan pula karena tubuh yang semakin rapuh karena dimakan usia. Betul dia sudah berusia 120 tahun tetapi matanya masih awas dan belum kabur dan masih memiliki kekuatan dan kesehatan yang prima. Dia mati karena memang semua manusia harus mati. Dia mati dengan waktu dan tempat yang ditentukan Allah.
Sesungguhnya dia masih mampu mempertahankan kedudukannya sebagai pemimpin satu bangsa yang besar. Beralasan pula dia mempertahankannya. Untuk membebaskan bangsa itu dia siap meninggalkan kebangsawanannya di Mesir. Dengan gagah berani dia berhadapan langsung dengan Firaun untuk membawa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Mujizat demi mujizat sudah terjadi dalam kepemimpinannya. Kesulitan demi kesulitan telah dilewati selama kepemimpinannya memimpin satu bangsa besar dalam pengembaraan selama kurang lebih 40 tahun. Sekarang kecemerlangan bangsa yang dipimpinnya sudah di daerah subur dan makmur. Tinggal selangkah menikmati hasil perjuangannya selama 40 tahun. Tiba-tiba Allah mengatakan “cukup sampai disini Musa”. Naiklah ke puncak gunung Nebo, pandanglah negeri subur makmur, kemudian kamu akan mati.
Dalam banyak peristiwa Allah sering mengubah rencananya, seperti kasus kota Niniwe. Tetapi tidak dengan akibat pelanggaran Musa. Padahal Musa telah berulang-ulang membuktikan itikad baiknya bahkan Allah sendiri menyatakan Musa adalah berhati paling lembut di dunia. Allah tetap mendisiplin Musa. Tidak boleh masuk Kanaan. Tetapi disiplin Allah berhasil, buktinya Musa taat dan setia sampai akhir. (MT)
Tunduklah kepada keputusan Allah, karena sudah pasti itu yang terbaik.