Rabu 22 Mei 2019
MEMILIH UNTUK TAAT
Ulangan 29 – 30; Ayub 18; Kisah Para Rasul 7 : 1-22
Ayat Mas / Renungan
Ulangan 30:15-16 “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, “karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu,..”
Nubuat Musa dalam Ulangan 30:3 tentang Pemulihan Israel cukup akurat menggambarkan sejarah perjalanan bangsa pilihan-Nya dalam kurun waktu ribuan tahun ke depan. Sejarah perjalanan bangsa ini ditandai dengan berbagai peristiwa seperti terjadinya kemurtadan, pertobatan dan pemulihan yang terjadi secara berulang-ulang. Adanya penjajahan, pembuangan, perserakan kemudian dihimpun kembali.
Musa mengawali perintah untuk mengasihi Allah dengan nubuat tentang perjalanan bangsa Israel adalah untuk menjelaskan kesetiaan Allah kepada umat-Nya. Jadi umat-Nya pun dihadapkan untuk memilih hidup dan untung atau celaka dan mati. Bila memilih kehidupan dan keuntungan berarti harus dinyatakan melalui sikap mengasihiAllah, berarti harus terus menerus membangun hubungan dengan Allah. Agar hubungan terus terjaga berarti harus mentaati firman-Nya dengan setia. Dalam hal mentaati dengan setia tentu umat-Nya harus mengakui ketidakmampuannya untuk mentaati seluruh perintah-Nya dengan baik. Karena manusia tidak mungkin tanpa kesalahan yang dapat dilakukan hanyalah berusaha meminimalisir kesalahan. Allah telah mengenal keterbatasan umat-Nya dan mengetahui dengan sempurna umat-Nya sering gagal mentaati-Nya walaupun sudah berusaha maksimal. Untuk mengantisipasinya Allah melalui hukum-Nya telah menyediakan sistem korban agar selalu tersedia hubungan perdamaian antara umat dengan Allah. Sistem korban itu adalah suatu lambang Allah selalu bersedia memberi ampunan kepada umat yang mengakui dosa dan mohon ampun.
Kehidupan, keuntungan dan keselamatan tidak pernah dijanjikan Allah sebagai upah dari ketaatan dan kasih sempurna umat-Nya kepada-Nya. Karena sesungguhnya puncak pengharapan itu adalah dalam kemurahan dan kasih karunia ALlah. Janji Allah yang abadi “Aku sekali-kali tidak meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5). Janji ini akan dialami oleh umat yang mengasihi Allah dengan sikap taat dan berharap kepada-Nya. Tuhan tidak meninggalkan, tetap menjadi penolong yang siap membantu setiap saat. Sebab itu berhentilah mengandalkan jaminan materi dan jaminan kekuasaan. Tetaplah berpegang pada jaminan janji Allah karena olehnya kita semakin kuat dan teguh. Dikuatkan dan diteguhkan oleh ujian, setia kepada Tuhan, mengasihi dan mentaati Dia sepenuhnya. (MT)
Tentuksn pilihan mentaati Firman, perbaharui komitmen untuk terus setia mentaati Firman.