Selasa 21 Mei 2019
KASIH DAN BERKAT ALLAH
Ulangan 28; Ayub 17; Kisah Para Rasul 6
Ayat Mas / Renungan
Ulangan 28:1-2 “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. “Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:”
Ketaatan kepada firman Allah bukan melakukan firman Allah sebagian saja dalam waktu tertentu. Ketaatan adalah terus menerus melakukan Firman secara lengkap dengan setia. Mungkin saja dalam melakukan ada kekurangan tetapi teruslah belajar semakin baik, tepat dan benar. Jadi haruslah setia, bila tidak setia berarti bukanlah taat. Sebab dalam Ulangan 28:1 disebutkan bila tidak setia janji berkat berubah menjadi kutuk. Sebab itu taat dan setia adalah dua kata yang tak terpisahkan. Allah memberkati yang taat dengan setia. Memberkati adalah mendekati, membangun hubungan dan mengeratkan persahabatan. Tetapi berkat yang berasal dari bahasa Yunani “eulogia” mengandung pengertian karunia Allah yang menyebabkan usaha danpekerjaan berhasil. Berhasil karena campur tangan Allah memberi kecerdasan, kekuatan dan pertolongan. Dapat juga diartikan pekerjaan Allah di dalam dan melalui umat-Nya untuk menghasilkan berbagai kebaikan. Berkat Allah berperan penting dalam usaha dalam kehidupan dan pelayanan umat-Nya.
Walaupun kasih Allah adalah kasih tanpa syarat tetapi berkat Allah itu bersyarat adanya. Umat Allah dapat memilih suatu kehidupan taat dengan setia untuk diberkati atau tidak taat dan berubah setia untuk dikutuk. Hanya saja perlu kita tahu bahwa Allah memberkati atau mengutuk selalu berdasarkan kasih dan kebijaksanaan-Nya yang sempurna. Sangat perlu juga kita pelajari sikap yang perlu kita bangun untuk hidup diberkati. Sangat penting bila dalam segala usaha dan pelayanan untuk senantiasa berharap kepada Allah. Umat-Nya harus berusaha maksimal tetapi tetap bersandar kepada Allah bukan pada diri sendiri dan sumber daya manusia. Selanjutnya percaya dan mengasihi Allah serta mentaati firman-Nya dengan setia. Tidak boleh juga dilupakan bahwa haruslah terus menerus menyingkirkan dari diri kita segala sesuatu perintang berkat seperti kemalasan dan kesombongan. Penting untuk kita mengerti, sesungguhnya berkat Allah itu tidak boleh diartikan selalu keuntungan materi dan ketiadaan kesulitan dan penderitaan. Sebab untuk mentaati firman Allah terkadang kita harus siap menderita.
Taat yang sejati harus pula teruji, karena taat itu betul-betul taat hanya bila ketaatan itu teruji oleh berbagai hal. Ujian bisa berupa penderitaan dan kesulitan. Tetapi ketaatan juga harus teruji oleh berbagai godaan dan kesenangan serta kemudahan hidup. Bila sudah teruji oleh cobaan dan godaan, tetap setia itulah ketaatan sejati. (MT)
Kasih Allah tak bersyarat tetapi berkat Allah adalah pemberian Allah yang bersyarat.