Rabu 15 Mei 2019
DOSA DAN PENDERITAAN
Ulangan 15 – 16; Ayub 11; Kisah Para Rasul 2:14 – 47
Ayat Mas / Renungan
Ayub 11:3-5 “Apakah orang harus diam terhadap bualmu? Dan kalau engkau mengolok-olok, apakah tidak ada yang mempermalukan engkau? “Katamu: Pengajaranku murni, dan aku bersih di mata-Mu. “Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri berfirman, dan membuka mulut-Nya terhadap engkau”
Sahabat-sahabat Ayub pada awalnya terkejut dan berempati mendengar dan menyaksikan penderitaan Ayub yang menimpanya secara tiba-tiba. Tetapi kemudian mereka barubah sikap. Pendekatan mereka bukan lagi sebagai sahabat yang berempati, tetapi berubah menjadi hakim dadakan dengan penghakiman tak berperasaan kepada tergugat tak bersalah. Salah seorang sahabatnya itu adalah Zofar menghakimi Ayub dengan tuduhan tak berdasar. Ayub dituduh sebagai seorang yang membenarkan diri dan keras kepala. Dalam Ayub 11:6 mengandung pengertian bahwa Ayub seharusnya dihukum dengan penderitaan yang lebih besar lagi. Tidak masuk akal memang, tapi hal serupasering terjadi dalam pertemanan manusia dalam dunia kini. Kemarin teman disayang, hari ini teman diganyang. Kemarin teman dipuji, hari ini teman yang sama dibuli. Kemarin teman dikasihi, hari ini teman yang sama dihakimi. Untuk itu perlu kita tahu bahwa di bumi ini tidak ada teman abadi yang ada adalah kepentingan abadi. Zofar yang menyatakan bahwa tidak ada jalan keluar yang lain bagi Ayub dari penderitaannya selain bertobat (Ayub 11:13-20). Penghakiman Zofar kepada sahabatnya ini mengandung kesalahan teologis yang serius ketika dia mengatakan kepada Ayub: kehidupanmu akan menjadi lebih cemerlang daripada siang hari, kegelapan akan menjadi terang seperti siang hari, Zofar menggunakan kalimat puitis bertujuan untuk memotivasi Ayub agar bertobat dari sifat keras kepalanya tetap membenarkan diri.
Ayub memang sedang berusaha mencari tahu kesalahannya, kalau dia tidak menemukan kesalahannya yang beresiko tertulah dengan penderitaan luar biasa, bukan berarti Ayub membenarkan diri. Ada satu hal yang belum diketahui Zofar yaitu bahwa penderitaan tidak harus selalu dihubungkan dengan kesalahan. Bahkan terkadang untuk masuk ke dalam kerajaan sorga kita harus mengalami banyak sengsara (Kisah Para Rasul 14:22). Mungkin saja Ayub pun punya konsep yang sama. Sebelum iblis berusaha merampas kebahagiaannya atas ijin Allah dia belum pernah menderita. Alasan Allah mengijinkan iblis mencobainya adalah uji coba kesetiaan sekaligus memberi kesempatan kepada Ayub untuk mengerti arti sebuah penderitaan Allah. Ketika Ayub setia dalam penderitaan sudah pasti dia semakin bersyukur hidup dalam berkat dan perlindungan Allah. (MT)
Dosa selalu mengakibatkan penderitaan tetapi tidak semua penderitaan akibat dosa.