Selasa 14 Mei 2019
SUMBER KEBENARAN
Ulangan 13 – 14; Ayub 10; Kisah Para Rasul 2 : 1 – 13
Ayat Mas / Renungan
Ulangan 13:2-3 “Dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh…”
Sepanjang sejarah, manusia pasti selalu mencari kebenaran. Tidaklah mengherankan bila kehadiran para filsuf selalu disambut oleh manusia pencari kebenaran. Cukup melelahkan dalam perjalanan panjang manusia berusaha tetapi selalu saja mengalami jalan buntu.
Karena kebenaran yang sudah lama diyakini ternyata tidak lama bertahan karena dibatalkan kebenaran yang baru. Allah yang berdaulat memutuskan memanggil Abraham menjadi alat-Nya untuk menyatakan kebenaran sejati. Abraham bapak beriman menjadi alat dalam tangan Allah untuk menyatakan kebenaran sejati. Jadi kebenaran sejati bersumber dari Allah pencipta manusia itu. Cara kerja Allah adalah memakai manusia untuk menyatakan kebenaran sejati. Bila dalam perjalanan sejarah ada pemalsuan kebenaran bukanlah berasal dari Allah tetapi dari manusia. Manusia yang seharusnya menjadi seorang yang taat kepada Allah berubah setia dan mulai melakukan peran sebagai pemberita kebenaran berdasarkan pendapat pribadi yang menyimpang dari kebenaran sejati. Pembelokan kebenaran terjadi pada saat umat Israel sebagai bangsa yang langsung dipimpin Allah melalui hambanya Musa. Musa pun sudah tegas mengingatkan umat yang mau memasuki Kanaan itu akan kemungkinan maraknya nabi palsu yang selalu berusaha membelokkan kebenaran sejati yaitu firman Allah.
Nabi palsu tentu selalu bernubuat palsu dan menyuarakan kebenaran palsu untuk menguji dengan tujuan menjatuhkan umat beriman agar berubah setia kepada Allah. Allah pun mengijinkannya, menguji dengan tujuan meningkatkan iman umat-Nya agar memiliki kesetiaan yang teruji. Musa juga sudah memberi informasi yang lengkap tentang nabi-nabi palsu. Para pembelok kebenaran sejati ini adalah pembicara karismatik dengan tanda-tanda mujizat. Tetapi pada saat yang bersamaan ajaran dan nubuat mereka menyimpang dari firman Allah. Biasanya ada yang ditambah dan ada pula yang dikurangi. Kalau tidak hati-hati akan banyak yang berubah setia kepada Allah. Itulah sebabnya sampai sekarang pun kebenaran jangan dinilai hanya dari bakat dan karisma seseorang dalam berkhotbah. Bukan pula melalui nubuat tepat dan banyaknya mujizat yang dilakukan. Juga tidak banyaknya pertobatan oleh pelayanannya. Tolok ukur adalah firman Allah dan karakter yang sesuai firman Allah. (MT)
Allah adalah sumber kebenaran, Manusia cerdas bila tidak hati-hati berpotensi membelokkan kebenaran.