Sabtu 11 Mei 2019
ALLAH MENGENAL UMAT-NYA
Ulangan 7 – 8; Ayub 7; Matius 27 : 32 – 66
Ayat Mas / Renungan
Ulangan 8:18 “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.”
Bila Allah memerintahkan sesuatu untuk dilakukan umat-Nya, pastilah Allah mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki umat-Nya untuk melakukannya. Allah mengenal keterbatasan umat-Nya sehingga dia selalu siap menyertai umat-Nya, bila umat-Nya memohon pertolongan. Dalam hal ini ada satu prinsip yang harus ada pada umat-Nya. Umat-Nya haruslah mengetahui bahwa Allah mengenal umat-Nya dengan sempurna. Tetapi umat-Nya harus terus menerus belajar untuk mengenal Allah. Allah memerintahkan Israel memutuskan kurang lebih tujuh bangsa Kanaan yang mereka duduki sesuai janji Allah. Israel berjuang menaklukan bangsa-bangsa tersebut tetapi Allah lebih berperan menaklukan bangsa-bangsa tersebut. Allah bertindak setelah melihat umat-Nya melakukan peran mereka menyerang musuh sesuai perintah Allah.
Allah adalah sumber kemampuan umat-Nya tetapi Allah pulalah yang datang segera menolong umat-Nya bila umat-Nya berada dalam kesulitan oleh berbagai tekanan dari pihak musuh. Sebagai umat pilihan umat Israel limpah dengan anugerah. Kanaan adalah anugerah besar yang dikaruniakan Allah kepada umat-Nya. Pada saat Israel memasuki Kanaan, negeri itu sangat indah dan subur yang dialiri sungai, limpah air dan ada danau. Sumber daya alam yang indah, kaya dan subur adalah modal pemberian Allah kepada umat-Nya. Belum lagi keunggulan umat Israel dalam mengelolah sumber daya alam itu adalah pemberian Allah kepada mereka. Sumber daya manusia yang mumpuni tentulah akan mempercepat bangsa Israel unggul dari bangsa-bangsa lain. Itulah sebabnya Allah mengingatkan umat-Nya tidak boleh melupakan Allah bila mereka sudah sukses, karena modal alam dan modal kemampuan serta kecerdasan adalah pemberian Allah kepada umat-Nya. Pada masa kemakmuran jangan menjadi puas dengan kenikmatan materil tak dapat menggantikan hubungan umat dengan Allah. Kemakmuran berpotensi merusak hubungan umat dengan Allah. Tetapi bila tetap taat dan setia kepada Allah kemakmuran justru memaksimalkan indahnya dan intimnya hubungan umat dengan Allah. Tetaplah taat dan setia dengan sikap pengabdian kepada Allah sebagai sumber berkat bagi umat.
Allah mengenal umat-Nya dengan sempurna sebab itu umat-Nya haruslah terus belajar mengenal Allah.