Selasa 07 Mei 2019
PELAYANAN PRIBADI KEPADA YESUS
Bilangan 35 – 36; Ayub 3; Matius 26 : 1 – 25
Ayat Mas / Renungan
Matius 26:12-13 “Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku.“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.”
Bukan secara kebetulan seorang perempuan datang mengurapi Yesus dengan minyak wangi yang mahal dirumah Simon si kusta. Lukas menyoroti peristiwa ini dengan fokus yang berbeda (Lukas 7:36-50).
Lukas sedang membedakan sikap seorang yang sangat religius dengan seorang termarginalkan karena dosa dalam menyambut Yesus. Orang Farisi sebagai sosok yang sangat religius mengundang Yesus ke rumahnya dengan motivasi untuk mempermalukan. Hal itu dibuktikan melalui sikap menyambut Yesus bukan sebagai tamu terhormat melainkan tamu biasa saja bahkan dapat dikategorikan sebagai tamu rendahan yang diperlakukan secara terhina. Karena walaupun hanya tamu biasa, bila tamu itu diundang harus disediakan air untuk membasuh kaki. selanjutnya tamu harus pula disambut dengan cipika cipiki, tetapi dua-duanya tidak dilakukan oleh Simon Farisi yang agamis untuk menyambut Yesus yang sengaja diundang ke rumahnya. Perempuan termarginalkan ini melihat peristiwa tersebut dengan sangat marah dan sedih. Dia yang sengaja datang melihat peristiwa itu dengan jelas, yang mungkin tadinya mengintip dari jendela menunggu giliran untuk mengungkapkan rasa hormatnya kepada Yesus. Buktinya dia sudah membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Dia pun mengurapi dan menuangkannya ke kepala Yesus. Selanjutnya dia membasahi atau membasuh kaki Yesus dengan air matanya dan juga menyeka dan membersihkan kaki Yesus dengan rambutnya. Sikap perempuan ini adalah protes langsung kepada Simon si kusta seorang Farisi yang tidak menaruh rasa hormat kepada Yesus sebagai tamu undangannya.
Ada dua reaksi yang tidak setuju dengan sikap perempuan ini :
- Reaksi pertama datang dari murid-murid Yesus. Murid Yesus menilainya sebagai pemborosan. Yohanes secara tegas menjelaskan protes ini datang dari Yudas yang mengatasnamakan lebih baik dijual untuk menolong orang miskin.
- Reaksi kedua datang dari Simon dengan alasan perempuan itu adalah orang berdosa, sangat tidak pantas bila Yesus merespon perbuatannya dengan baik. Tetapi Yesus justru menyatakan bahwa perbuatan perempuan berdosa itu telah ditetapkan Yesus sebagai perbuatan yang selalu diingatkan di mana saja Injil diberitakan. Tentu bukan perbuatan pengurapannya melainkan inti dari perbuatan itu. Inti dan makna perbuatan perempuan itu adalah pengabdian tulus kepada Yesus. Perbuatan ini adalah pelayanan pribadi untuk menyembah dan menghormati Yesus dengan setia sebagai aspek paling berharga dalam suatu hubungan intim dengan Yesus. (MT)
Pelayanan itu pasti selalu indah tetapi pelayanan pribadi kepada Yesus jauh lebih indah.