Minggu 24 Juni 2018
KONSEKUENSI SEORANG PELAYAN
Efesus 4:1-16
Hidup dalam dunia ini bukan asal eksis, bukan asal sukses juga bukan hidup survive. Walaupun hidup di dunia ini sementara bukan berarti hidup seadanya saja tetapi kita harus menjalani hidup yang sejati yaitu hidup yang berkualitas, hidup bermakna yang tidak berakhir oleh kematian. Hidup yang tidak berakhir oleh kematian adalah hidup yang kekal. Tetapi hidup yang kekal bukanlah soal lamanya hidup tetapi juga adalah soal kualitas hidup. Lagi pula hidup kekal itu bukanlah hidup setelah kematian saja tetapi hidup setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Berarti hidup kekal itu sudah mulai di bumi ini kini selama kita hidup. Berarti hidup sementara di bumi ini haruslah hidup berkaulitas yang bernilai kekekalan. Tetapi perlu kita mengetahui bahwa kita tidak mungkin mempunyai hidup berkualitas yang bernilai kekekalan. Tetapi perlu kita mengetahui bahwa kita tidak mungkin mempunyai hidup berkualitas tanpa penyertaan Yesus.
Orang humanis menyatakan bahwa manusia zaman baru pasti berhasil mengusahakan kebenaran, keadilan dan perdamaian tanpa Tuhan. Tetapi sesungguhnya mustahil mencapainya tanpa Yesus. Tetapi mustahil juga hidup dengan Yesus tanpa kebenaran, tanpa keadilan dan tanpa kedamaian. Jadi hidup bersama Yesus adalah hidup berkualitas dan harus dibuktikan dalam menjalani hidup sehari-hari. Karena hidup bersama Yesus adalah hidup dalam kerajaan Allah.
Sedangkan hidup dalam kerajaan Allah adalah hidup dalam kebenaran, perdamaian dan keadilan. Tidaklah mengherankan bahwa hidup dalam kerajaan Allah adalah bersedia menerima konsekuensi hidup dengan nilai-nilai kerajaan Allah itu juga. Kita mengetahui bila kita bicara Injil maka sentral utamanya adalah Yesus. Bila kita bicara kerajaan Allah maka sentral utamanya adalah nilai-nilai kebenaran. Hidup dalam kerajaan Allah kini dan di sini harus menjadi teladan bagi anak-anak sebab kalau tidak resikonya adalah ditenggelamkan. Hidup menjadi teladan bagi generasi berikut haruslah menjadi prioritas. Betapa seriusnya untuk hidup benar dengan melakukan kebenaran nilai-nilai kehidupan berstandar firman Allah. Tuhan Yesus langsung mengatakan bila anggota tubuh berdosa lebih baik dimutilasi agar tidak seluruh tubuh masuk neraka.
Untuk memiliki hidup berkualitas harus siap digarami dengan api. Artinya api percobaan akan membuat anak-anak Tuhan tetap hidup sebagai dan menjadi garam dunia. Jadi sangatlah seriusnya kita agar menjalani hidup yang hanya sementara ini dengan hidup yang penuh makna.
- M1 – Menerima : Terima firman Allah sebagai perintah yang harus ditaati.
- M2 – Merenungkan : Bagaimana sikap kita kepada perbuatan dosa?
- M3 – Melakukan : Milikilah hidup yang bermakna.
- M4 – Membagikan : berbagilah untuk memiliki hidup penuh makna.