Sabtu 23 Juni 2018
BERCERMIN PADA CERMIN
Yakobus 1:19-27
Sangat jenius Yakobus menggambarkan orang yang mendengar dan mengetahui firman Tuhan tetapi tidak melakukan. Yakobus menggambarkannya bagaikan seorang yang bercermin ada noda tetapi dia pergi begitu saja tanpa membersihkan noda teresebut. Aneh juga kelakuan si nyonya yang bercermin itu. Untuk apa dia bercermin? Cermin sudah melakukan fungsinya menunjukan noda yang harus dibersihkan, si nyonya malah masa bodoh saja. Mungkin kita menertawakan sang nyonya yang aneh ini, tetapi hal itu berarti kita menertawakan diri sendiri bila kita adalah hanya pendengar dan bukan pelaku firman Tuhan. Mendengar dan membaca firman Tuhan juga jangan dianggap hal yang mudah, mudah mengantuk ia. Mendengar dan membaca firman Tuhan adalah suatu yang sangat baik dan indah. Sebab bagaimana kita melakukan bila tak mendengar dan membaca? Menjadi sangat berkualitas bila dilanjutkan dengan melakukan. Seperti seorang nyonya di depan cermin, begitu melihat ada noda langsung dibersihkan. Bukan hanya sekedar menghilangkan noda tetapi dilanjutkan memoles pipi kiri, memoles pipi kanan kemudian memerahkan bibir, merapihkan alis dan menyisir rambut. Hasilnya bukan saja bersih tetapi tambah cantik dan tambah percaya diri senyum kiri, senyum kanan.
Dengan demikian cermin mencapai tujuannya dengan baik. Bila kita bercermin maka kita akan melihat diri dengan jelas. Bila kita rapi, tentu rapi bayangan kita dicermin dan bila kotor dan berantakan hasilnya kotor dan berantakan pula. Jadi waktunya untuk dibersihkan dan dirapihkan. Perlu kita ingat cermin bukan kaca. Kalau kita melihat melalui kaca maka yang kita lihat adalah orang lain. Dalam kenyataan kebanyakan dari kita bila rapi dan bersih kita bercermin. Kemudian kita putar kiri, putar kanan, menjauh mendekat dan tersenyum merekah. Tetapi saat kita kotor dan berantakan kita melihat kaca. Di balik kaca kita melihat orang lalu lalang dengan bersih dan rapi lalu kita katakan betapa bersih dan rapinya diriku. Berikutnya lewatlah orang yang berpakaian kotor dan berantakan lalu kita katakan kotor dan berantakan betul orang itu.
Kaca tidak menolong kita melihat diri sendiri tetapi memperjelas kita melihat kesalahan orang lain. Kaca bukanlah gambaran dari firman Allah tetapi gambaran dari pendapat diri sendiri. Sebab itu jangan pernah bercermin kepada pendapat tetapi bercerminlah kepada Firman. Setelah bercermin bersihkan muka dan rapikan pakaian. Setelah membaca dan mendengar Firman perbaiki karakter.
- M1 – Menerima : Terima Firman sebagai perintah untuk dilakukan.
- M2 – Merenungkan : Setelah mendangar Firman bagaimana selanjutnya?
- M3 – Melakukan : Jadilah pelaku Firman.
- M4 – Membagikan : Bagikan betapa berharganya hidup sebagai pelaku Firman.