Jumat 22 Juni 2018
PEMBAHARUAN BUDI
Roma 12:1-8
Ibadah sangat ceremonial tentu bukanlah gerak badan tetapi gerak hati. Jadi tidak ada yang salah bila orang yang beribadah tenang, hening. Menyanyi tanpa gerakan atau tepuk tangan juga tidak mengurangi indahnya suatu ceremonial ibadah. Selama ibadah berlangsung perlu fokus hati dan pikiran terhadap seluruh acara. Tetapi setelah ibadah selesai tentu ibadah itu harus dihubungkan dengan kegiatan hidup secara menyeluruh. Ibadah yang sejati tidak boleh dipisahkan dari hidup sehari-hari.
“Karena itu saudara-saudara kemurahan Allah, aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1). Jadi ibadah harus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari dengan membangun keinginan yang tulus iklas menyukakan hati Allah melalui pengabdian dan mengabdikan tubuh untuk pelayanan. Ibadah haruslah menyemangati hidup kita untuk menjaga kegiatan sehari-hari dengan standar Firman agar berkenan kepada Allah. Juga harus semakin memisahkan kita dari dunia untuk hidup semakin dekat dengan Allah. Paus Fransiskus mengatakan bahwa rajin beribadah tanpa berbuat baik percuma. Pemimpin gereja katolik itu mengatakan mereka yang rajin beribadah tanpa berbuat baik bagai burung beo. Artinya hanya meniru aktifitas gereja khususnya ceremonial ibadah tanpa mengerti tujuannya dan tidak memahami artinya. Karena mereka hanya berkata-kata tanpa makna. Lebih jauh pemimpin katolik itu mengatakan bahwa iman kristiani itu harus diwujudkan dalam tiga hal yakni: kata-kata, hati dan perbuatan. Kata-kata haruslah bermakna benar dan memuliakan Tuhan serta menentramkan hati sesama. Hati haruslah bersih, tulus dan selalu siap mengampuni siapapun dan bersih dari kebencian.
Ibadah yang sejati juga harus menghasilkan pembaharuan budi. Ibadah tanpa membuat diri bertobat dari kelemahan tentu sangat tidak tepat. Karena orang yang tekun melakukan ibadah pasti tegas menolak cara-cara dunia yang berdosa. Sambil terus membangun diri untuk hidup terus menyesuaikan dengan standar firman Allah. Dengan demikian semua umat Tuhan perlu terpanggil untuk tekun mengikuti ibadah yang sejati. Ibadah yang sejati selalu menghasilkan pembaharuan budi.
- M1 – Menerima : Terimalah Firman sebagai perintah untuk ditaati.
- M2 – Merenungkan : Apakah ciri-ciri ibadah yang sejati.
- M3 – Melakukan : tekunlah beribadah.
- M4 – Membagikan : Berbagilah untuk mengenal ibadah yang sejati.