Minggu 17 Juni 2018
PUASA PENGUTUSAN
Kisah Para Rasul 13:1-3; 14:21-28
Jemaat Antiokia bersama beberapa nabi dan pengajar mengadakan puasa bersama, tentu saja berdoa secara khusus untuk hal-hal yang sangat dibutuhkan pada saat itu. Saat mereka berdoa mereka dipenuhi Roh Kudus. Salah satu ciri-ciri orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah sangat peka terhadap wahyu Allah. Di samping itu biasanya mereka sangat inspiratif. Adalah sangat wajar bila doa mereka sangat komunikatif dengan Allah. Roh Kudus berbicara melalui nabi yang ikut puasa dan doa : “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiku, untuk tugas yang telah ku tentukan bagi mereka.” (Kisah Para Rasul 13:2).
Setelah ada nubuat maka mereka berpuasa lagi untuk melakukan pengutusan. Jadi nubuat pengutusan ada setelah berpuasa. Gerakan misi dan gerakan penuaian sangat berhubungan erat dengan kehidupan doa dan puasa. Melalui pengutusan yang disertai penumpangan tangan yang dilakukan gereja adalah bukti komitmen gereja mendukung gerakan penginjilan dan gerakan penuaian. Dalam perjalanan penginjilan, rasul Paulus dan Barnabas juga menetapkan, pemimpin – pemimpin dalam gereja lokal. “Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka” (Kisah Para Rasul 14:23). Tentu dalam penentuan pemimpin jemaat para rasul sudah mempunyai kriteria untuk seorang pemimpin. Seleksi tentu sudah dilakukan cukup cermat. Seleksi dilakukan dengan mempertimbangkan karakter, memperhatikan reputasi dan mencari tahu karunia-karunia rohani. Untuk menyeleksi pun tentu tidak cukup berdasarkan kemampuan untuk menilai seseorang tetapi perlu didahului dengan berpuasa dan berdoa. Sebab kalau tidak, kemungkinan memilih berdasarkan pertimbangan manusiawi seperti berdasarkan senang atau tidak senang ikut ambil peranan.
Dan hal lain menugaskan dan mengurapi para pemimpin gereja lokal pun ternyata mereka mengawalinya dengan berdoa dan berpuasa. Dalam hal ini berdoa dan berpuasa bukanlah sekedar syarat tetapi adalah bukti kesungguhan. Dimulai dengan pengakuan atas keterbatasan dilanjutkan dengan kesadaran akan ketergantungan kepada Allah. Standar bagi para pemimpin gereja lokal tentu berbeda dengan syarat bagi para pengkotbah. Pemimpin gereja lokal mengutamakan karakter dan kesetiaan, sedangkan pengkotbah menitik-beratkan kemampuan berkomunikasi disertai dengan syarat akademis.
Jadi sesungguhnya pemimpin gereja lokal harus lebih dihormati dari para pengkotbah hebat yang diundang melayani atau menyampaikan Firman di gereja lokal.
- M1 – Menerima : Terima Firman sebagai perintah yang benar untuk ditaati.
- M2 – Merenungkan : Mengapa rasul dan pengajar berpuasa?
- M3 – Melakukan : Adakan waktu berpuasa dan sempatkan berdoa.
- M4 – Membagikan : Berbagilah tentang indahnya berpuasa dan berdoa.