Jumat 15 Juni 2018
IBADAH PUASA
Lukas 2:36-40
Ibadah puasa berbeda dengan puasa sebagai ritual agama. Puasa yang dilakukan Hana adalah ibadah pribadinya kepada Allah. Sebagai seorang yang menjanda dalam waktu yang lama dia sangat setia menjalankan ibadahnya. Dia hidup dengan suaminya hanya tujuh tahun. Setelah itu dia hidup mandiri menjadi nabiah di Bait Allah. Dia hidup berharap bertemu dengan Yesus. Pada umur 84 tahun barulah dia betemu dengan Tuhan Yesus. Status tak menikah atau sendiri yang dijalani Hana dalam waktu yang lama membuatnya menjadi berkat yang besar karena dapat secara maksimal mengabdikan hidupnya kepada Allah dan sesama. Dalam mengabdikan hidupnya kepada Tuhan dia berpuasa dan berdoa siang dan malam.
Hana menjalani hidup puasa dan doa di Bait Allah sebagai ibadah yang teratur bukan sebagai ritual agama. Karena kalau sebagai ritual agama bukanlah siang dan malam melainkan dalam waktu-waktu tertentu, sesuai dengan waktu yang ditentukan menurut peraturan agama. Dalam hal ini Hana sendirilah yang menentukan waktunya secara teratur dan menjalaninya dengan tertib. Kesendiriannya dan bertugas di Bait Allah sebagai nabiah membuat Hana dapat mengatur waktu puasanya sebagai ibadah pribadinya kepada Allah. Rasul Paulus mengatakan dalam 1 Korintus 7:32-35 bahwa orang yang tidak menikah mempunyai kesempatan yang lebih besar dan berfokus untuk memberi perhatian pada perkara Tuhan. Dalam hidup sendiri lebih terpusat melakukan ibadah yang menyenangkan hati Tuhan. Faktor usia juga rupanya ikut menentukan kesungguhan Hana dalam menjalankan ibadah puasanya dan berdoa untuk banyak hal.
Masa tua berpuasa dalam pengertian disiplin berpantang makan demi tujuan hidup kerohanian sering dilakukan perempuan yang takut akan Tuhan. Ada yang menyatakan bahwa berpuasa adalah berdoa tanpa kata-kata seperti yang dilakukan Hana ibu Samuel (1 Samuel 1:13). Masih ingatlah saudara tentang bus rombongan yang melakukan ibadah puasa jatuh di puncak? Tidak sedikit korban waktu itu. Biasanya mereka melakukan ibadah puasa sekali dalam satu bulan selama tiga hari penuh. Ibadah puasa ini sudah lebih 20 tahun mereka lakukan. Saya kira peristiwa mengenaskan itu akan menyurutkan semangat mereka, ternyata tidak. Ku sengaja bertanya kepada salah seorang yang aktif mengikutinya. Setelah peristiwa bus jatuh itu apakah berkurang jumlah mereka? Ibu menjawab: Pak! Yang namanya ibadah tak ada yang mampu menghentikan”. Setialah melakukan ibadah puasa.
- M1 – Menerima : Terimalah firman Tuhan sebagai kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Mengapa Hana tekun melakukan ibadah puasa?
- M3 – Melakukan : Adakan waktu saudara melakukan ibadah puasa.
- M4 – Membagikan : Ajak teman melakukan ibadah puasa.