Senin 11 Juni 2018
MENJADI BARU
Lukas 5:33-39
Kelompok Farisi sepertinya tidak terganggu dengan kelompok kecil yang dipimpin Yohanes pembaptis. Farisi tidak terganggu karena dalam beberapa hal ritual agama Yahudi masih mereka taati, seperti ritual puasa yang dilakukan secara rutinitas sesuai hukum Taurat yang ditambah dengan tradisi Yahudi. Tetapi rupanya mereka sangat terganggu dengan kelompok kecil yang dipimpin oleh Yesus. Mereka terganggu karena pada waktu wajib puasa, murid-murid Yesus makan dan minum secara terang-terangan. Hal itu berarti murid-murid Yesus melanggar hukum agama.
Dalam hal ini Yesus memberi penjelasan bahwa pada saat itu ada tiga kelompok yang menyatakan sikap terhadap hukum taurat plus tradisi Yahudi khususnya mengenai puasa :
Kelompok pertama adalah kelompok konservatif. Kelompok konservatif ini adalah kelompok yang melakukan hukum taurat plus tradisi Yahudi secara murni hurufiah dan terkungkung oleh aturan kaku tanpa pemahaman yang baik dan benar. Kelompok ini adalah kelompok farisi, ahli taurat dan yang lain.
Kelompok ke-dua adalah kelompok netral. Kelompok ini adalah kelompok Yohanes pembaptis dan murid-muridnya yang sedikit gamang. Karena mereka ingin tetap mentaati hukum taurat plus tadisi Yahudi, tetapi ingin juga ada pembaharuan hanya saja tidak tahu caranya. Tidak seperti Farisi yang tertutup kepada pembaharuan, kelompok Yohanes pembaptis dan murid-muridnya sangat terbuka kepada pembaharuan. Hanya saja mereka sangat gamang karena belum mengetahui cara dan jalan yang mereka tempuh. Kalau kelompok Farisi digambarkan sebagai kain yang sudah lapuk dan koyak, maka kelompok Yohanes digambarkan bagai kain yang sudah lapuk dan sobek ditambal dengan kain yang baru.
Kelompok ke-tiga adalah kelompok moderat. Kelompok moderat adalah kelompok Yesus dan murid-murid-Nya. Kelompok ini juga dapat disebut kelompok reformasi atau kelompok pembaharuan. Itulah sebabnya kelompok Yesus dan murid-murid-Nya diumpamakan bagai kain yang baru yang betul-betul tidak membutuhkan tambalan. Mereka juga adalah anggur baru yang ditaruh dalam wadah yang baru tetapi juga isinya baru. Menjadi baru bukan dengan mengubah hukum taurat tetapi justru karena menggenapi hukum taurat. Dalam perubahan yang diprakarsai Yesus puasa di isi dengan semangat baru. Intinya bukanlah ritual agama tetapi mengeratkan diri kepada Allah dalam menghadapi pergumulan hiudp.
- M1 – Menerima : Terima firman Tuhan sebagai kebenaran sejati.
- M2 – Merenungkan : Mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa?
- M3 – Melakukan : Berpuasalah dengan cara dan tujuan yang jelas.
- M4 – Membagikan : Berbagilah dan ajaklah teman berpuasa.