Pesan Minggu Ini

SIKAP YANG BENAR DALAM MENYIKAPI PENCOBAAN

“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” (Yakobus 1:12)

Dalam Yakobus 1:2, dinyatakan bahwa semua orang percaya hendaklah menerima pencobaan sebagai sebuah kebahagiaan. Pencobaan yang dimaksud oleh Yakobus adalah penganiayaan dan kesulitan yang datang dari dunia dan iblis, yang bertujuan untuk menjatuhkan dan melemahkan iman para pengikut Kristus.

Rasul Paulus menyatakan dalam 1 Korintus 10:13 bahwa pencobaan adalah hal yang lazim bagi semua orang percaya. Bahkan Paulus dan Rasul Yohanes sama-sama menegaskan bahwa sikap yang benar dalam menghadapi pencobaan adalah bersukacita. Justru, ketika tidak ada pencobaan, itu bisa dianggap sebagai sesuatu yang kurang wajar. Namun demikian, pencobaan bukanlah sesuatu yang perlu dicari, karena ia pasti datang tanpa diundang. Pencobaan juga tidak perlu dihindari, melainkan harus dihadapi dengan iman dan keberanian.

Mengapa kita dikatakan berbahagia saat menghadapi pencobaan? Ada beberapa alasannya:

  1. Pencobaan adalah ujian iman yang menghasilkan ketekunan. Jika kita menghadapi pencobaan dengan keberanian, maka kita sedang membentuk diri menjadi pribadi yang tabah dan tekun. Ketekunan ini akan mendorong kita untuk semakin bertumbuh dalam iman.
  2. Pencobaan adalah kesempatan untuk mencapai kedewasaan iman. Setiap orang percaya harus siap menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan. Yakobus menyebut bahwa pencobaan adalah ujian terhadap iman—ujian yang bertujuan untuk meningkatkan, bukan menjatuhkan. Kesulitan bukanlah hukuman Allah atau tanda bahwa Allah tidak berkenan, melainkan tanda bahwa Allah sedang memurnikan dan menguatkan komitmen iman seseorang.
  3. Pencobaan memberi kesempatan untuk mengalami kemenangan bersama Tuhan. Dalam Kristus, tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Setiap pencobaan justru memberi kita kemampuan baru untuk menghadapi hidup dengan bijak dan menang. Ketika kita tetap bertahan dalam pencobaan, maka kita akan menjadi pribadi yang tahan uji. Dan jika kita sudah tahan uji, waktu dan pengalaman akan terus membentuk kita menuju kedewasaan iman.

Ingatlah, semuanya dimulai dari sikap yang tepat saat menghadapi pencobaan—yaitu bersukacita dan berbahagia. Seperti kata Yakobus: “Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.” (Yakobus 1:2). MT

Minggu 06 Juli 2025


[Pesan Mingguan 2024 Selengkapnya]