LANGKAH-LANGKAH MENGASIHI DENGAN TULUS
“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yohanes 15:12–14)
Mengasihi sesama manusia adalah perintah yang setara dengan mengasihi Allah. Jadi, sangat jelas bahwa mengasihi bukanlah pilihan, melainkan perintah. Namun, ketaatan untuk mengasihi tidaklah mudah, karena kasih yang diperintahkan adalah kasih yang tulus. Untuk mencapainya, dibutuhkan usaha dan upaya yang disengaja, melalui langkah-langkah dalam proses membentuk diri :
- Langkah pertama adalah mengerti bahwa Allah, di dalam Yesus Kristus, telah lebih dulu mengasihi kita apa adanya—bukan karena kita layak untuk dikasihi. Yohanes, salah seorang murid Yesus, sering menyebut dirinya sebagai “Murid yang dikasihi oleh Yesus” (Yohanes 13:26; 19:26; 20:2). Yohanes bukan dikasihi karena lebih baik dari murid yang lain, melainkan ia menyatakan dirinya demikian sebagai motivasi untuk terus belajar mengasihi dengan tulus, sebagaimana Yesus mengasihi dirinya dengan rela berkorban sebagai bukti ketulusan hati-Nya.
- Langkah kedua adalah belajar untuk semakin mengasihi. Petrus adalah murid Yesus yang sering tampil penuh semangat dan seolah lebih mengasihi Yesus dibanding murid-murid lain. Ia pernah menyatakan kesediaannya untuk berkorban bagi Yesus, sekalipun murid-murid lain meninggalkan Dia. Namun, ketika Yesus ditangkap dan diadili, Petrus menyangkal-Nya tiga kali. Setelah kebangkitan Yesus, Petrus merasa bersalah, tetapi Yesus memulihkannya dengan perintah: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Sejak saat itu, Petrus terus belajar untuk semakin mencintai Yesus dan sesama, yang kemudian tampak jelas dalam surat-surat pelayanannya.
- Langkah ketiga adalah hidup sebagai sahabat Kristus dengan menaati perintah-Nya. Segala sesuatu yang dilakukan Yesus selalu lahir dari ketulusan hati. Firman Tuhan berkata: “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat, dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu” (1 Petrus 1:14). Yohanes dan Petrus sama-sama belajar dari Yesus untuk hidup taat dan mengasihi dengan tulus.
Karena kita telah dikasihi Yesus dengan kasih yang tulus, maka sebagai sahabat-sahabat-Nya kita pun harus meneladani Dia: mengasihi Allah dan sesama dengan hati yang murni. Jangan pernah melakukan kebaikan tanpa ketulusan. Belajarlah dari Yesus untuk selalu mengasihi dengan tulus. MT
Minggu 14 September 2025