KETULUSAN YESUS
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati, dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:28-30)
Di hadapan banyak orang yang mengagumi Yesus karena berbagai mujizat yang dilakukan-Nya, Yesus mengecam kota Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum. Alasannya, karena di ketiga kota ini Yesus telah melakukan banyak tanda ajaib yang menyatakan bahwa sesungguhnya Dia adalah Anak Allah. Namun, penduduknya tetap tidak percaya dan menolak Dia.
Penolakan itu tidak menghentikan Yesus untuk terus berkarya menjangkau orang berdosa yang membutuhkan keselamatan. Di tengah orang banyak yang menolak maupun menerima-Nya, Yesus memberikan undangan yang sangat indah: agar semua orang yang letih lesu datang kepada-Nya untuk memperoleh kelegaan.
Dalam pandangan Yesus, beban yang membuat manusia letih dan lesu adalah dosa. Hanya Yesus yang berkuasa melepaskan manusia dari tekanan dan ikatan dosa. Undangan Yesus ini dengan jelas menyatakan ketulusan hati-Nya untuk memberi jalan keluar bagi manusia dari belenggu dosa.
Yesus bukan hanya mengundang manusia berdosa datang kepada-Nya, tetapi juga mengajak mereka untuk belajar kepada-Nya. Melalui undangan dan ajakan itu, nyata bahwa Yesus dengan tulus membuka diri. Ia dengan jujur menyatakan diri sebagai pribadi yang lemah lembut dan rendah hati. Pernyataan ini sangat beralasan, sebab meskipun ditolak, Yesus tetap menjangkau sebanyak mungkin orang berdosa agar memperoleh keselamatan.
Kelemahlembutan dan kerendahan hati Yesus adalah pernyataan diri yang tulus, terbukti karena tidak terhentikan oleh penolakan manusia. Segala sesuatu yang dikatakan Yesus tentang diri-Nya adalah kebenaran yang didasari ketulusan sempurna. Semua janji-Nya kepada pengikut-Nya adalah janji yang tulus dan pasti digenapi, karena bersumber dari kasih, kuasa, dan keadilan-Nya.
Segala karya Yesus untuk menyelamatkan manusia berdosa adalah karya agung yang tulus. Itulah sebabnya Dia tidak dapat dihentikan oleh apa atau siapa pun. Karena itu, marilah kita belajar kepada Yesus, menerima kuk-Nya yang ringan, dan menanggung beban yang diberikan-Nya. Jangan ragu, terimalah dengan tulus, sebab Dia pun memberikannya dengan janji yang tulus. MT
Minggu 07 September 2025