Pesan Minggu Ini

HIDUP TULUS SEBAGAI SURAT YANG TERBUKA

“Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.” (2 Korintus 3:3)

Sebelum Rasul Paulus menyatakan bahwa pengikut Kristus adalah “surat Kristus”, ia terlebih dahulu menegaskan bahwa pengikut Kristus adalah “surat pujian” bagi para rasul sejati.

Istilah “surat pujian” muncul karena pada masa itu marak beredar surat-surat rekomendasi yang dimiliki oleh rasul-rasul palsu. Mereka memperoleh surat pujian dari tokoh atau kelompok tertentu sebagai bentuk pengakuan atas kecerdasan dan keberhasilan mereka dalam memberitakan Injil. Namun, semua itu dilakukan demi mencari nama dan keuntungan, bukan dengan ketulusan hati maupun tujuan yang benar.

Berbeda dengan para rasul sejati, mereka tidak membutuhkan surat pujian berupa selembar kertas. Surat pujian mereka adalah jemaat yang setia kepada Injil. Mereka tidak mencari keuntungan ataupun pengakuan. Dasar pemberitaan mereka adalah ketulusan dengan tujuan yang murni, yaitu membawa orang berdosa kepada Kristus.

Untuk mempertegas hal ini, para rasul sejati menyatakan bahwa pengikut Kristus adalah “surat Kristus.” Sebagai surat Kristus, mereka tidak ditulis dengan tinta di atas selembar kertas, melainkan ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup. Tulisan itu tidak terukir pada loh-loh batu, melainkan pada hati manusia. Inilah tulisan Kristus yang nyata dalam ketulusan iman para pengikut-Nya.

Sebagai surat Kristus, hidup orang percaya harus terbuka untuk dibaca semua orang. Manusia tidak dapat melihat ketulusan hati, sebab hanya Allah yang bisa membacanya. Yang dapat dibaca oleh sesama adalah perbuatan kita. Karena itu, perbuatan kitalah yang menjadi surat terbuka bagi dunia.

Maka, hendaklah perkataan dan perbuatan kita lahir dari hati yang tulus. Artinya, hati, kata, dan laku harus seirama agar menjadi surat terbuka yang indah dan menyenangkan untuk dibaca. Memang tidak mudah, tetapi juga tidak mustahil. Sering kali ketulusan justru mendapat penolakan, sementara kemunafikan lebih diterima sebagai bacaan yang menyenangkan. Namun demikian, berjuanglah dengan tekun untuk membentuk hidup yang tulus. MT
Minggu 26 Oktober 2025


[Pesan Mingguan 2024 Selengkapnya]